Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A)
Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6; Mat 25:14-30
Dalam pelayanan atau pekerjaan, bukan hasil yang menjadi ukuran tetapi kesetiaan dan ketekunan kita untuk melakukan pelayanan dan pekerjaan tersebut. Contohnya dalam doa, bukan panjangnya doa kita atau bukan bagusnya kata-kata doa kita tetapi bagaimana kita berdoa dan sejauh mana hati kita percaya dan menyakini doa kita. Memang susah sebab banyak godaan dan cabaran serta membuat kita menderita dan sakit kerana merasa Tuhan tidak adil, tidak ada apabila kita memerlukan-Nya.
Tetapi kita perlulah setia dan menekuninya. Kita tidak boleh mundur dengan begitu sahaja seperti orang yang menerima satu talenta, tetapi kita harus tetap berjuang meskipun mungkin tidak ada hasilnya, tetapi lebih baik gagal kerana mencoba daripada tidak mencoba sama sekali. Jangan khuatir akan seberapa keuntungan yang kita dapat tetapi sejauh mana kita mencoba dengan setia dan tekun itulah jaminan kejayaan kita, kejayaan yang bakal kita raih akan memberi banyak kesenangan seperti yang menerima lima talenta setelah berjaya mendapat lima talenta, masih ditambah dengan 1 talenta lagi. Memang untuk mencapai kejayaan tidak semudah yang kita fikir tetapi ingatlah akan pepatah yang berbunyi, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
Dalam hal berdoa, sering kita merasa doa kita tidak dikabulkan, mengapa?. Ibaratnya, doa kita haruslah mencapai 100% dahulu baru terkabul. Sekali kita berdoa kita mendapat 5%, jadi kita perlu 20 kali berdoa supaya genap 100% dan doa kita dikabulkan. Tetapi apa yang terjadi? mungkin sekali kita berdoa kita tidak mendapatkan 5% tetapi hanya 2% sehingga kita perlu berdoa lebih banyak lagi. Mengapa tidak mendapat 5%? Banyak hal yang menyebabkannya, salah satunya adalah kita hilang kepercayaan terhadap doa kita atau kita kurang yakin bahawa doa kita akan terkabul, atau kita tidak serius dalam doa, atau kita serius dalam doa tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita tidak sesuai dengan apa yang kita doakan. Contohnya , kita minta supaya hidup kita bahagia, bagaimana kita bahagia kalau kita suka marah-marah?. Kita minta supaya mendapatkan rezeki yang kita perlukan, bagaimana kita mendapatkannya kalau kita kedekut. Contoh lain lagi, kita berdoa supaya mendapat pekerjaan yang baik, bagaimana doa kita terkabul kalau kerja di rumah pun kita malas. Kita berdoa supaya kita selamat dalam perjalanan, tetapi ketika dalam perjalanan kita jalan laju-laju dan tidak berhati-hati?. Andaikan dalam doa kita mendapat 5%, setelah berdoa kita melakukan kesalahan contohnya mengumpat, maka 5% berkurang menjadi 2% atau 0%. Contoh yang jelas adalah ketika kita datang ke Gereja pada hari minggu, kita berdoa sampai menangis, tetapi setelah keluar dari Gereja menceritakan keburukan orang lain. Kalau begitulah cara kita berdoa dan cara hidup kita, bilalah kita mencapai 100%?.
Meskipun begitu, kita perlulah setia dan tekun dalam doa kita, ibarat perumpamaan “sedikit-demi sedikit lama-lama jadi bukit”. Kalau doa belum terkabul, berdoa teruslah dan minta bantuan dari Tuhan. Boleh jadi doa kita sudah dikabulkan tetapi belum kita sadari atau dikabulkan dengan cara yang lain. Maka dari itu kita perlulah terus berdoa.
Kita semua sudah diberikan talenta masing-masing sesuai dengan kemampuan kita. Kejayaan sudah ada di hadapan kita, tinggal meraihnya dengan usaha, kesetiaan dan ketekunan seperti yang dialami oleh seorang usahawan yang Berjaya yang bernama Ally. Pada mulanya Ally mengusahakan sebuah warung kopi di pinggir jalan. Oleh kerana kesetiaan dan kegigihannya dalam mengusahakan warung kopinya itu, maka lama-kelamaan dia memiliki restoran di setiap bandar. Bukan hanya ketekunan dan kesetiaan Ally yang membuat ia berjaya tetapi juga kedisiplinan dan kesabarannya serta keintimannya terhadap Yang Maha Kuasa.
Satu hal yang memungkinkan kita dapat mencapai kejayaan adalah kedekatan hati kita kepada Tuhan Yesus Kristus. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”(Yoh 15:4). Demikian dalam hal berdoa, belum tentu kita dekat dengan Yesus walaupun kita sering berdoa. Dekat dengan Yesus bererti kita melaksanakan perintah-Nya dan Sabda-Nya. Tinggal di dalam Yesus bererti kita mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, kita menyerahkan dan mengarahkan seluruh hidup kita, seluruh karya dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk memuji, menyembah dan mengabdi kepada Bapa di Surga.
Seorang tauladan kita dalam hal ini adalah Santa Gertrude dari Jerman (hari ini diperingati oleh Gereja). Hidup rohani Santa Gertrude terpelihara dengan baik kerana kedekatannya dengan Yesus, hidupnya adalah hidup kesatuan dengan Kristus, sehingga teman-teman sebiaranya mengatakan bahawa dalam akal budinya tidak ada satupun kesalahan dan dalam hatinya tidak terlintas segumpal awan mendung kedukaan.
Kita dalam menjalani kehidupan zaman sekarang menghadapi banyak pemikiran, banyak godaan dan cabaran yang kadang memesongkan kita ke arah yang salah, maka perlulah kita menjernihkan semua itu dalam terang Injil dan inspirasi dari kedekatan dan kesatuan hidup dengan Yesus Kristus. Seperti yang difikirkan oleh hamba yang menerima seribu keping emas, ia tidak dapat menjernihkan pemikirannya dari rasa takut akan tuannya sehingga tidak melakukan sesuatu, akhirnya hamba itu tidak mendapat apa-apa sebaliknya apa yang dimilikinya diambil darinya.(Mat 25: 5,24,29).
Jika Yesus mengatakan “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”(Mat 7:7), Dan pasti dalam keadaan kita ketika ini Yesus pun mahu berkata: “bekerjalah dan terus berusaha dengan setia dan tekun maka kamu akan berjaya.” JL/pm
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD.
1. Sejauh manakah keyakinan dan kepercayaan anda ketika berdoa? Apa yang anda lakukan setelah berdoa?
2. Apa yang anda harapkan dari apa yang anda kerjakan? anda mahu hasil/imbalan secepatnya atau gaji yang layak?
Cadangan aktiviti minggu ini.
Ambillah masa yang baik selama minggu ini, merefleksikan tentang diri anda sendiri. Apa yang anda lakukan setiap hari? Bagaimana anda melakukan sesuatu, apakah tergesa-gesah atau asal buat dan asal selesai sahaja? Apa yang anda lakukan setelah selesai melakukan sesuatu, apakah lega atau sedih? Setelah melakukan renungan atas diri anda, kaitkan hasil renungan anda dengan renungan di atas, kemudian tuliskan niat untuk perbaikan diri anda? (Catatan — apa yang ditulis sebagai niat harus dilakukan dengan setia dan tekun)