HARI MINGGU ADVEN PERTAMA
Bc.1. Yes 63:16b-17 64:1.3b-8 Bc.2. 1Kor 1:3-9 Bc.3. Mrk 13:33-37
Selamat memasuki tahun baru liturgi iaitu Tahun B. Kita memulakan Tahun liturgi dengan masa Adven. Adven adalah masa penantian yang penuh pengharapan. Masa penantian bukan bererti kita menunggu seperti menunggu bas di bus stop, tetapi selama masa penantian ini kita harus lebih bersungguh-sungguh dan bertekun dalam doa dan pertobatan. Tuhan mahu datang dalam hidup kita, marilah persiapkan diri dengan sungguh-sungguh.
Pada hari ini, Gereja Katolik memasuki Tahun liturgi yang baru iaitu Tahun B. Setiap tahun liturgi akan dimulakan dengan Minggu Adven yang pertama. Dengan Minggu pertama Adven, Gereja memulai Tahun Liturgi yang baru. Dengan demikian, ada kesinambungan antara akhir tahun Liturgi – ketika fokus bacaan adalah tentang akhir zaman dengan perayaan puncaknya ialah Hari Minggu Kristus Raja – dan dengan awal tahun Liturgi, ketika kita kembali mempersiapkan kedatangan Kristus yang kedua kali.
Bahasa Latin “Advenus” dan bahasa Inggris “Advent”, kedua-duanyan berarti “kedatangan”. Adven adalah suatu masa untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan. Dalam Perjanjian lama masa Adven merupakan masa penantian yang panjang , umat Allah menantikan kedatangan Mesias, karena itu Adven merupakan persiapan Natal. Adven juga merupakan persiapan untuk kedatangan Tuhan yang kedua kali pada akhir zaman. Pada mulanya Adven berlangsung selama enam minggu. Paus Gregorius Agung (591-604) telah mempersingkat masa Adven menjadi empat minggu. Selama empat minggu ini, Gereja mengenang dua kedatangan Tuhan iaitu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali (di akhir zaman) dan juga mengenang kedatangan Tuhan ke dunia (inkranasi) yang disambut dan dirayakan pada hari Natal. Selama empat minggu, fokus perayaan liturgi adalah, minggu pertama kedatangan Kristus kedua kali pada akhir zaman. Minggu berikutnya bergeser kepada persiapan kehidupan Kristus di depan umum, dan pada minggu keempat fokus bergeser ke Maria yang mempersiapkan kelahiran Kristus.
Setiap Minggu dalam masa Adven ada lilinnya sebagai simbol dan memiliki ertinya masing-masing. Warna dominan selama masa Adven adalah unggu yang melambangkan pertobatan. Warna ungu mengingatkan kita bahawa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa untuk menerima Kristus pada Hari Natal.
Bagi mereka yang biasa membuat lingkaran Adven, empat batang lilin diletakkan di sekeliling lingkaran Adven, tiga lilin berwarna ungu dan dan satu lagi berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam Masa Adven, iaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Setiap hari, dalam bacaan liturgi khususnya bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama yang mengisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara bacaan dari Perjanjian Baru akan memperkenalkan tokoh-tokoh penting selama Kisah Natal. Pada awal Masa Adven (minggu Adven pertama), sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain akan dinyalakan. Dari minggu ke minggu jumlah ilin yang menyala semakin banyak dan cahayanya pun semakin terang, mengingatkan kita bahawa kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Kita pun dituntut agar semakin mendekat pada Kristus Sang Terang melalui jalan pertobatan dan pembaharuan diri.
Minggu Adven I dengan Lilin pertama yang berwarna ungu adalah minggu pengharapan kerana nubuat para nabi tentang kedatangan Mesias akan segera tergenapi maka diserukan supaya berjaga-jaga, “berhati-hatilah dan berjaga-jagalah”(Luk 21: 36). Harapan umat dalam Perjanjian Lama akan kedatangan Sang Mesias akan tergenapi maka perlu mempersiapkan diri dan berjaga-jaga untuk menyambut kedatangan-nya. Minggu Adven II dengan Lilin Adven yang berwarna unggu adalah minggu cintakasih. Minggu cintakasih kerana kedatangan Mesias akan memberi pengampunan atas segala dosa bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Maka Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dan memberi diri dibaptis. “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Mrk 1:4).
Minggu Adven III dengan lilin Adven yang berwarna merah muda/pink adalah minggu sukacita (Gaudete). Sukacita kerana “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang dating ke dalam dunia” (Yoh 1:9). Minggu Adven IV dengan lilin Adven yang berwarna unggu adalah minggu damai dan keselamatan. Damai kerana hanya sesaat lagi kerana Mesias Sang Terang Dunia akan hadir ke dunia. “Dan inilah tandanya bagimu: kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:12). Sukacita dan damai sejahtera dirasakan, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Luk 2:14). Lilin yang dinyalakan satu persatu setiap minggu menandakan persiapan yang makin dekat dan makin sungguh-sungguh, iaitu perjalanan hidup yang makin dekat kepada Tuhan. Lilin yang dinyalakan, mengarahkan jiwa kita agar sentiasa tertuju pada kesucian.
Dalam Gereja Katolik, semangat yang dominan dalam Masa Adven adalah penantian dan pengharapan. Pedoman Umum Tahun Liturgi dan Penanggalan Liturgi yang dikeluarkan oleh Vatikan pada 1969 mengatakan Adven adalah “suatu masa penantian yang saleh dan penuh sukacita”. Cukupkah dengan hanya penantian dan pengharapan?. Adven adalah masa pertobatan. Pertobatanlah yang menjadi fokus liturgi masa ini dengan mengutip pewartaan para nabi, khususnya Yohanes Pembaptis, “bertobatlah karena Kerajaan surga sudah dekat”(Mat 3:2).
Adven sesungguhnya merupakan persiapan untuk menyongsong dua peristiwa Adven bagi diri kita masing-masing, iaitu saat Yesus datang kedua kalinya di saat kematian kita, dan di akhir zaman kelak. Oleh karena itu, seluruh hidup kita juga hendaknya menjadi masa Adven. Kita menantikan dengan penuh harap, Kristus yang telah pernah datang dalam sejarah manusia, dan yang sentiasa datang dalam Ekaristi, khususnya dalam perayaan Natal setiap tahun; dan juga yang akan datang lagi di akhir hidup kita kelak.
Adven adalah penantian yang penuh sukacita kerana penantian kita itu adalah pasti (penuh pengharapan). Renungkanlah, kalau kita sungguh mengasihi Dia, seharusnya kedatangan-Nya tidak membuat kita ketakutan atau kurang yakin, tetapi semestinya membuat kita bersuka cita. Namun masalahnya adalah, sudahkah kita bersiap menantikan Kristus? Kesedaran akan makna Adven mendorong kita untuk mengubah pusat hati dan hidup kita, dari diri sendiri kepada Kristus. Jika kita memusatkan hati kepada Kristus, kita akan berusaha melakukan kehendak-Nya, iaitu tugas- tugas yang dipercayakan-Nya kepada kita (bdk. Mrk 13:34). Jika kita mengarahkan hati kepada Terang ilahi-Nya, kita akan dapat melihat segala dosa kita yang menghalangi pertobatan dan hubungan kita dengan Tuhan (bdk. Yes 64:6). Kesedaran akan makna Adven memberi kekuatan untuk menyesali dan mengakui segala dosa dan kelemahan di hadapan Allah. Dan jika kita mengandalkan kasih karunia-Nya, kita tidak akan berkekurangan dan juga selalu diteguhkan sampai akhir (bdk. 1Kor 1:7-8). Hanya dengan sikap berjaga- jaga semacam inilah kita akan dapat memiliki suka cita dalam menantikan kedatangan-Nya.
Maka, di masa Adven ini, Gereja mengajak kita untuk lebih rajin dan aktif memeriksa batin, untuk melihat serta menyedari adakah hal-hal yang menghalangi kita untuk menyambut kedatangan Tuhan? Apakah mata hati kita masih dibutakan oleh banyak hal duniawi? Apakah kita cenderung malas (rohani tertidur) dan tidak pernah memikirkan bagaimana kita menyambut kedatangan Tuhan yang pasti terjadi dalam kehidupan kita? Masa Adven adalah masa penantian yang mengajak kita kembali bertekun dalam doa, agar kita mengalahkan kecenderungan untuk menjadi hangat-hangat tahi ayam dalam menyatakan iman, harapan dan kasih kepada-Nya. Renungkanlah semuanya itu dengan penuh perhatian, dan di atas semua itu, pusatkanlah perhatian kepada Dia yang akan datang; pikirkanlah bila Ia akan datang, dan di mana Ia akan datang; renungkanlah maksud kedatangan-Nya, kegenapan waktu kedatangan-Nya, dan bagaimana serta apa cara yang dipilih-Nya untuk datang.
Jika dipikirkan secara logika, Yesus Kristus mahu datang tetapi ketika Ia datang, dimanakah tempat-Nya?. Suatu tempat yang bersih, bebas dari noda-noda harus dipersiapkan untuk Yesus Kristus. Tempat itu adalah peribadi setiap umat. Maka, masa Adven adalah masa mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Melalui penyesalan dan pertobatan, termasuk merayakan Sakramen Rekonsiliasi, kita harus membersihkan noda-noda hati kita supaya ketika Yesus Kristus datang, Ia menemukan tempat yang bersih di dalam diri kita.
Mari kita sambut masa Adven ini dengan hati yang sentiasa terarah kepada Tuhan Yesus – Sang Juru Selamat, Sang Terang yang sesungguhnya – dengan hati yang penuh pengharapan. Semoga Bonda Maria membantu kita dalam masa Adven ini, untuk merenungkan misteri kelahiran Puteranya, Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti pikiran dan hati Bunda Maria terarah seluruhnya kepada Kristus saat menantikan kelahiran-Nya, semoga pikiran dan hati kitapun terarah kepada Kristus selama masa Adven ini. Semoga dengan demikian Tuhan Yesus mendapati kita dalam keadaan berjaga dan layak menerima kedatangan-Nya.
Cadangan Soalan untuk Refleksi peribadi dan perkongsian Komuniti Kristian Dasar (KKD)
Adven sudah tiba. Seharusnya iman kita bangun dari tidur lena, sedar dari mimpi-mimpi indah. Masa Adven adalah masa persiapan, masa penantian yang penuh dengan pengharapan. Marilah kita menghayati masa Adven ini dengan penuh harapan dan sukacita.
- Apakah erti Adven bagi diri anda?
- Apakah yang anda lakukan selama masa Adven? Buatlah niat yang mudah dan sanggup anda lakukan, tetapi harus anda laksanakan dengan penuh kesungguhan, setia dan komited.
Kami bersyukur kepada-Mu, ya Bapa atas perjamuan Ekaristi yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Semoga, kami tetap teguh berharap untuk menikmati perjamuan syurgawi yang Kaujanjikan seraya bertekun dalam mewujudkan iman