
SANG JURUSELAMAT SUDAH LAHIR UNTUK KITA
Renungan Pagi Krismas
Yes 52:7-10; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18
Pernahkah anda bertanya mengapa Allah yang Maha Besar itu sanggup datang kepada kita dalam bentuk seorang bayi? Saya sendiri bertanyakan persoalan tersebut apabila merenungi petikan Injil hari ini.
Tetapi pernahkah anda perhatikan iklan-iklan di televesyen atau media cetak termasuk papan-papan iklan di tepi-tepi jalan? Di sana kita melihat banyak kanak-kanak dilibatkan sebagai penghias iklan-iklan tertentu dengan tujuan untuk menarik ibu bapa agar membeli barangan makanan, minuman yang disukai oleh kanak-kanak.
Beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah filem berbentuk kekeluargaan yang sungguh menyentuh hati. Di dalam filem tersebut diperlihatkan seorang isteri sedang memeluk anaknya di hadapan hakim sementara sang suami pula berdiri bertentangan dengan sang isteri. Sang suami telah disaman kerana gagal memberi nafkah kepada isteri dan anaknya sudah sekian lamanya. Sang suami tersebut berdiri dengan tenang tanpa memperlihatkan penyesalan walaupun mendengar keluhan-keluhan isterinya yang sungguh menyayat hati itu ditambah tangisan anak dipelukannya. Kemudian sang hakim mengarahkan suami tersebut: “Ambil anak itu kerana terlalu berat untuk ibunya.” Sang suami tersebut tetap mendiamkan diri.” Saya perintahkan engkau mendukung anakmu!” kata hakim tersebut sekali lagi dengan suara yang tegas. Sang suami tersebut maju mendekati isterinya tetapi masih teragak-agak. Oleh kerana gembira melihat ayahnya, anak di dalam dekapan ibunya itu merontah-rontah minta didukung oleh ayahnya yang lama tidak dilihatnya itu. Anak tersebut memeluk leher sang ayah dengan erat sambil tertawa kegirangan dan mengusap-usap pipi dan telinganya.
Pada saat itu juga sang ayah tersebut mengalirkan air matanya. Segala kekerasan hatinya menjadi layu. Dia melepaskan kata-kata yang penuh penyesalan disertai dengan deraian air mata yang tidak berkesudahan. “Demi Tuhan, izinkanlah saya kembali kepada isteri dan anakku. Saya bersumpah di hadapan tuan hakim saya akan menjaga anak dan isteri saya dengan sebaik mungkin.” Dan memang sepanjang filem tersebut, sang ayah betul berusaha menjadi ayah yang baik.
Mungkin kita sendiri mempunyai pengalaman tentang bagaimana kanak-kanak kecil telah melembutkan hati kita sehingga kita seringkali mengalah demi kanak-kanak tersebut. Menurut teman saya seorang peguam yang selalu terlibat menyelesaikan perselisihan suami isteri mengatakan: “Sembilan daripada sepuluh kes perselisihan pasangan suami isteri boleh diselesaikan melalui kanak-kanak mereka yang masih kecil.” Kanak-kanak kecil yang nampaknya lemah dan tidak berdaya itu, sebenarnya mempunyai kekuatan tersendiri untuk melembutkan hati orang-orang yang sudah dewasa terutama ibu bapanya. Mungkin inilah sebabnya mengapa Allah memilih menjadi seorang bayi untuk menerangi hati kita yang keras dan kaku ini.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh 1:14). Mengapakah Allah itu menjadi manusia? Mengapa Dia datang ke dunia? “Allah menjadi manusia untuk menjadikan kita allah-allah kecil,” kata St.Agustine. Yohanes Penginjil pula menyempurnakan pendapat tersebut dengan berkata, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikurniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah” (1Yoh 3:1).
Krismas memperlihatkan kita bukan hanya misteri Allah, tetapi juga memperlihatkan kepada kita misteri kemanusiaan itu sendiri. Inilah sebabnya mengapa kita dipanggil untuk mengasihi Allah melalui sesama kita yang sungguh memerlukan baik dari segi rohani mahupun jasmani termasuk minda dan emosi sebab Allah berada di antara sesama kita yang sungguh memerlukan kita. Jika kita tidak peka dan tidak mahu membuka pintu hati kita terhadap mereka, maka kita tidak jauh bezanya dengan orang-orang pemilik rumah tumpangan di Betlehem yang tidak mahu memberikan tempat bagi Maria dan Yosep pada hari Krismas yang pertama itu.
Gereja kita, rumah kita, hati kita akan menjadi kosong jika tanpa Yesus. Dia mengetuk pintu hati kita. Apakah kita mendengarkan-Nya? Mahukah kita membenarkan-Nya masuk bertakhta di hati kita?
Krismas adalah masa untuk memberi dan menerima, menerangkan dan memberi sokongan. Namun seringkali kita mendapati diri kita mementingkan diri sendiri, berharap untuk mendapatkan sesuatu dan dipuji-puji. Di sinilah sebenarnya kita kehilangan fokus Krismas. Kita terlalu pentingkan diri sendiri dan hanya ingat pada sesama sejauh mereka itu menguntungkan kita.
Persoalannya, sejauh manakah kemurahan hati kita? Pada waktu Krismas ini kita berkesempatan membuka bukan hanya dompet kita sahaja tetapi lebih-lebih hati kita dan rumah kita kepada mereka yang sungguh memerlukan belas kasihan kita.
Semoga pesan Krismas bahawa Kristus itu boleh kita temui dan kenali melalui sesama kita yang memerlukan. Maka dengan demikian ‘memberi’ akan menjadi mudah sebab lebih banyak kita memberi, lebih banyak kita perolehi malah, “Adalah lebih berbahagian memberi daripada menerima” (Kis 20:35). (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD:
1. Oleh kerana Tuhan memilih anak untuk menghadirkan diri-Nya kepada manusia, maka apakah seharusnya sikap kita memperlakukan anak-anak kita agar membesar sesuai dengan kehendak Tuhan?
2. Apakah pesan Krismas yang paling menyentuh hati anda untuk dijadikan azam tahun yang akan datang ini?
Cadangan aktiviti minggu ini.
Ambilah masa perayaan Krismas tahun ini untuk berkumpul dengan sanak saudara sambil makan bersama dan saling menziarahi antara tetangga yang berdekatan. Bagi mereka yang masih mempunyai ibu bapa, bawalah anak-anak anda untuk pulang kampung melawat mereka. Gunakan telepon pintar anda untuk saling mengucapkan SELAMAT HARI KRISMAS, lengkap dengan pesan-pesan yang tersendiri.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi