Renungan Hari Raya Sp. Maria Diangkat Ke Syurga (Minggu Ke 20)
1Taw. 15:3-4,15-16; 16:1-2 1Kor. 15:54-57 Luk.11:27-28
Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria di angkat ke Surga. Gereja mengajarkan bahawa setelah akhir hidupnya di dunia, Maria diangkat – tubuh dan jiwa – ke dalam kemuliaan surgawi. Bagi kita umat Katolik kita percaya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga kerana kita percaya, Maria dikandung tanpa noda. Berkat anugerah kasih karunia Allah, Maria dibebaskan dari dosa asal. Kita percaya bahawa dengan kekuatan ketaatan dan kesetiaannya, Santa Perawan Maria pada akhir hidupnya di dunia ini diterima jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan di surga.
Latar belakang kepercayaan kita, bahawa Maria diangkat ke surga, ialah kerana Maria adalah Bonda Yesus, yang telah menaklukkan dosa dan maut dengan pengorbanan dan kematian-Nya di salib. Dalam hubungan yang begitu erat antara Maria dan Yesus Kristus dalam penyelenggaraan karya penebusan-Nya, maka Maria juga manusia pertama yang mendapat rahmat diangkat ke surga.
Sukacita Maria menjadi sukacita kita dan ketaatan serta teladannya menjadi pendorong bagi kita agar sentiasa mempunyai harapan akan janji Allah yang membawa keselamatan kepada yang percaya kepada-Nya. Pesta Maria diangkat ke surga merupakan bukti bahawa sesiapapun yang percaya akan Firman Allah memperolehi kebahagiaan jiwa dan badan.
Bonda Maria adalah teladan kerendahan hati sekaligus ketaatan iman yang sejati. Dia dengan setia mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah yang diterimanya. Maria bersedia digunakan oleh Allah sebagai alat-Nya untuk mendatangkan Juru Selamat ke dunia. Maria menjadi alat kepada penggenapan nubuat para nabi dan datangnya keselamatan bagi seluruh umat manusia. Semuanya terlaksana dengan berkat kerendahan hati Maria dan ketaatannya kepada kehendak Allah. “Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataanMu.”
Allah telah memberkati Maria kerana kerendahan hatinya. Oleh kerana berkat Allah itu, Bonda Maria dihormati sebagai wanita yang mengambil bahagian secara aktif dalam rencana penyelamatan seluruh umat manusia melalui Juru Selamat yang dikandungnya.
Sempena Tahun Suci Berbelas Kasihan/Kerahiman ini, Sri Paus Francis mengajak kita memandang Maria Bonda Kerahiman dengan harapan kita semua dapat menemukan kembali sukacita kelembutan Allah.
Dalam Pewartaan Apostolik Sri Paus sempena Tahun Suci MISERICODIAE VULTUS (WAJAH KERAHIMAN) no.24 antara lain menyatakan; “Tidak ada yang telah menembus misteri mendalam dari Penjelmaan seperti Maria. Seluruh kehidupannya terpola setelah kehadiran kerahiman yang menjadi manusia. Bonda dari Dia yang Tersalib dan Bangkit telah memasuki tempat kudus kerahiman ilahi kerana ia ikut serta secara intim dalam misteri kasih-Nya. Dipilih untuk menjadi Bunda dari Putra Allah, Maria, sejak awal, dipersiapkan oleh kasih Allah untuk menjadi Tabut Perjanjian antara Allah dan manusia. Ia menyimpan kerahiman ilahi dalam hatinya dalam keselarasan yang sempurna dengan Putranya Yesus. Kidung pujiannya, yang dinyanyikan di ambang rumah Elizabeth, didedikasikan bagi kerahiman Allah yang membentang dari “generasi ke generasi” (Luk 1:50).
SOALAN RENUNGAN
- Apakah sikap Santa Perawan Maria yang ingin anda contohi?
- Bagaimanakah Santa Perawan Maria membawa anda datang kepada Yesus?