
PEMBAPTISAN PERLU DIHAYATI
Renungan Pesta Pembaptisan Kristus (B)
Yes 55:1-11; Kis 10:34-38; Mrk 1:7-11
Gereja Katolik sentiasa menekankan keluhuran sakramen inisiasi. Ibu bapa yang mahu bayi mereka dibaptis diharapkan untuk taat menghadiri misa kudus serta menghadiri pertemuan-pertemuan ibu bapa untuk mempersiapkan diri menghadiri pembaptisan bayi mereka. Bagi orang-orang dewasa yang mahu dibaptis, diharapkan untuk taat menghadiri katekesis serta membiasakan diri dengan aktiviti-aktiviti Gereja terutama Liturgi dan banyak berdoa.
Pembaptisan merupakan asas dalam sistem Sakramen. Ianya sangat asas bagi kehidupan kerohanian kita sehingga ia bagaikan hari kelahiran kita yang kedua. Yesus telah menjelaskan perkara ini kepada Nikodemus sebagai dilahirkan semula (lih Yoh 3:3).
Pembaptisan memberikan kita kelahiran baru di mana kita menjadi anak-anak Allah segera sesudah kita dibersihkan daripada noda dosa. Air yang digunakan semasa pembaptisan merupakan tanda dosa kita disingkirkan. Pembaptisan menyucikan kita daripada dosa-dosa asal sejak kita dilahirkan. Bagi yang dewasa, dibersihkan daripada dosa-dosa yang dilakukan sebelum dia dibaptis.
Tanda salib yang diberikan di atas dahi bayi semasa pembaptisan adalah tanda bahawa bayi tersebut dimiliki oleh Kristus yang telah mati di kayu salib dan sekarang menawarkan bantuan dan rahmat-Nya agar anak tersebut dapat mengatasi segala penderitaan hidup.
Kain putih yang dikenakan pada bayi tersebut adalah lambang kesucian dan kehidupan baru. Sebagai anak Allah, orang yang dibaptis itu menerima cahaya Kristus. Lilin dipasang daripada lilin Paska yang digunakan semasa pembaptisan merupakan lambang Kristus yang adalah terang dunia itu. Lilin pembaptisan tersebut mengingatkan kita bahawa cahaya Kristus tersebut dan api tersebut merupakan tanda api iman yang akan sentiasa bercahaya sepanjang hidup kanak-kanak tersebut.
Sebagai anak-anak Allah, orang yang dibaptis tersebut berkongsi kuasa di dalam kuasa Roh Allah. Sementara pengolesan dengan minyak krisma ke dada bayi yang dibaptis itu pula merupakan tanda bahawa bayi tersebut dikurniakan dengan kurnia Roh Kudus. Maka, bayi yang akan dibaptiskan itu akan mendapatkan kesemua kurnia Roh Kudus, tapi dengan syarat bahawa bayi tersebut harus percaya sebagai peringatan St. Paulus kepada umat di Kolose: “Kerana dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan didalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah yang telah membangkitkan Dia dari orang mati” (Kol 2:12).
Di sini kita mengalami sedikit masalah. Mungkin ada orang bertanya, jika iman itu merupakan syarat seseorang untuk dibaptis, bagaimanakah seorang bayi yang belum tahu apa-apa itu boleh dibaptis secara sah? Ya, tetapi Gereja tetap percaya bahawa pembaptisan bayi itu perlu dan harus sebab percaya bahawa pembaptisan itu penting demi penyelamatan sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Kristus sendiri. “Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah” (Yoh 3:5).
Walaupun Gereja tidak mendapat alasan yang jelas di dalam Perjanjian Baru tentang pembaptisan bayi, namun ianya mendapat beberapa rujukan daripada Kisah Para Rasul yang menyatakan tentang seorang baptisan baru yang adalah seorang ketua penjara di Filipi, yang telah diterima untuk dibaptis bersma-sama dengan “seisi rumah”nya (Kpr 16:31). Pernyataan tersebut mungkin melibatkan kesemua anak-anaknya, termasuk bayi-bayi yang ada di dalam keluarganya.
Sehubungan dengan iman sebagai syarat pembaptisan, Gereja percaya bahawa pembaptisan bayi tetap sah sebab iman bayi tersebut dipenuhi melalui ibu bapa dan melalui komuniti Gereja. Memang iman yang diberikan kepada bayi tersebut, perlu dikembangkan melalui komitmen peribadi dalam bentuk pendidikan, pembentukan di dalam keluarga dan komuniti Gereja.
Ini bererti bahawa ibu bapa yang membawa bayi mereka untuk dibaptiskan, mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan iman bayi tersebut. Bibit-bibit iman yang telah ‘dimulakan’ semasa pembaptisan ke dalam hidup bayi tersebut memerlukan penjagaan dan cinta kasih daripada ibu bapa agar iman anak tersebut kian berkembang dari semasa ke semasa. Perkara ini menuntut kehidupan kerohanian ibu bapa yang sederhana dengan ajaran Kristus agar bayi tersebut membesar dan dapat mengalami bagaimana seharusnya hidup sebagai seorang kristian yang sejati.
Sehubungan dengan sikap ibu bapa yang dapat membangun kepribadian anak mereka ini agar semakin manusiawi dan bersifat kristian, maka baiklah kita renungkan kata-kata nasihat berikut ini yang tidak diketahui nama penulisnya: “Anak yang selalu dikutuk akan menjadi pengutuk dan yang selalu dimarahi akan menjadi pemarah. Anak yang selalu diejek akan menjadi pemalu dan yang dipermalukan akan selalu merasa bersalah. Tetapi anak yang hidup di dalam suasana tolak ansur akan menjadi seorang yang penyabar dan yang hidup dalam suasana saling menyokong, akan menjadi seorang yang berkayakinan. Anak yang hidup dalam suasana dihargai, akan menjadi orang yang suka menghargai dan yang hidup dalam suasana keadilan akan sentiasa bersikap adil. Anak yang hidup dalam suasana aman damai akan menerima dirinya apa adanya. Anak yang hidup dalam suasana diterima sebagai seorang peribadi yang berharga, akan merasakan cinta kasih yang sejati di mana pun dia berada di dunia ini.”
Seorang ahli teologi, Bernard Cooke, ada mengatakan di dalam bukunya, Christian Sacraments and Christian personality, “Pembaptisan kita bukan merupakan suatu tindakan yang terjadi hanya sekali dan seterusnya tidak ada susulan yang berguna untuk kehidupan. Tetapi kesemua kepentingan sakramen pembaptisan ini berlalu secara dinamik ke dalam hidup harian sebagai seorang kristian.”
Pendek kata, tidak cukup jika kita hanya dibaptis atau bayi kita dibaptis secara pasif. Tetapi kita harus membiarkan kuasa sakramen tersebut menjadi kuasa yang mendorong kita hidup seperti yang pernah dilakukan oleh kristus sendiri. Sebab, “Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong” (Yak 2:20). (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD
- Apakah yang anda fahami bahawa melalui pembaptisan, kita dilahirkan semula atau kita menerima kelahiran baru?
- Melalui pembaptisan, kita dituntut untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan. Apakah perkara-perkara yang perlu kita lakukan itu?
Cadangan aktiviti minggu ini:
Biasanya kita hanya merayakan hari kelahiran di dalam keluarga atau komuniti kita. Cubalah mulai minggu ini anda senaraikan hari pembaptisan keluarga anda dan rayakanlah hari tersebut supaya setiap ahli keluarga dapat menghayati erti pembaptisan tersebut.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi