HARI MINGGU BIASA KE 27 (A)
Bc.1. Yes. 5:1-7 Bc.2. Flp. 4:6-9 Bc.3. Mat. 21:33-34
Hidup di zaman sekarang sangat susah untuk mengenal pasti kebenaran sesuatu hal. Banyak orang yang susah untuk dipercayai kerana ungkapannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Ada pula yang menganggap dirinya benar sehingga tidak ada kerendahan hati untuk mendengar nasihat orang lain. Kita yang sudah dibaptis diberi kepercayaan untuk bekerja di ladang anggur Tuhan. Tuhan sebagai tuan tanah selalu memperhatikan kita sebagai pekerja-Nya. Apakah kita terbuka hati untuk menerima dan melaksanakan ketetapan dan perintah dari-Nya? Marilah kita belajar dari perumpamaan tentang penggarap kebun anggur supaya hidup kita tidak mengalami kebinasaan ketika sang tuan kebun anggur iaitu Yesus Kristus kembali.
Menganggap diri “Benar” justeru akan kehilangan KEBENARAN?
Ada seorang pengembara sangat berpengalaman melakukan pengembaraan ke tempat yang mencabar dan bahaya. Nama pengembara itu ialah Dino (bukan nama sebenar). Dino sangat yakin akan kebolehannya untuk melihat dan mengamati tempat pengembaraannya. Suatu ketika Dino mengembara di suatu kawasan yang bahaya. Ketika tiba di destinasi pengembaraan, ada seorang memberikan nasihat supaya jangan masuk kawasan tersebut kerana ada seekor singa yang sudah banyak memakan korban. Dino tidak menghiraukan nasihat orang itu kerana menganggap dirinya mampu menghadapi apa pun jenis tentangan dan bahaya. Setelah memasuki kawasan pengembaraan Dino terserempak dengan seekor singa kelaparan. Dino mencuba melarikan diri namun sudah terlambat.
Itulah yang akan terjadi kepada kita kalau tidak ada kerendahan hati untuk mendengarkan nasihat orang lain. Kemampuan yang dimiliki dan tanggungjawab yang diserahkan kepada kita bukan menjadi alasan untuk merasa “benar” atas diri sendiri. Namun itulah situasi dunia sekarang yang penuh dengan keegoan, kesombongan dan keserakahan. Ditambah dengan budaya relativisme yang meletakkan kebenaran pada perorangan sehingga tidak memandang adanya kebenaran mutlak. Menganggap diri sendiri benar sebaliknya tidak menghiraukan kebenaran yang sesungguhnya.
Hal tersebut digambarkan dalam perumpamaan para penggarap kebun anggur. Para penggarap diberi kepercayaan untuk mengurus kebun anggur, namun mereka sangat tertutup terhadap tuan tanah bahkan membunuh para wakil/utusan tuan tanah termasuk anak kandungnya sendiri. Tindakan para penggarap tersebut menandakan kebebalan atau kedegilan hati mereka terhadap kebenaran. Mereka menganggap apa yang telah mereka lakukan adalah benar dan tidak perlu mengikuti pendapat tuan tanah. Tindakan para penggarap membangkitkan kemarahan tuan tanah sehingga mereka sendiri diancam akan dibinasakan.
Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang? Kita juga dipanggil bekerja di ladang kebun anggur Tuhan. Para penggarap adalah umpama mereka yang lamban menerima kebenaran Yesus. Dasar dari sikap lamban adalah penolakan dan kelak akan memuncak dengan permusuhan. Mereka yang telah mendengar Firman tetapi menolak atau lamban untuk taat pada panggilan Allah, akan menjadi bebal. Bebal bererti hatinya buta terhadap kebenaran sejati, sebaliknya menganggap dirinya “benar”.
Sebagai pekerja di ladang anggur Tuhan, kita sentiasa diawasi dan dibimbing oleh tuan tanah yakni Allah Bapa sendiri agar dapat memberi penghasilan yang baik serta memperoleh kehidupan abadi. Allah Bapa senantiasa memanggil kita agar selalu hidup menurut kasih setia-Nya. Satu-satunya kebenaran sejati yang datang dari-Nya adalah Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dan Injil-Nya adalah jalan, kebenaran dan hidup. Sehebat apa pun kita di dunia, tetap memerlukan kebenaran sejati untuk memperoleh keselamatan dan kehidupan abadi. Janganlah kita menjadi seperti Dino atau para penggarap kebun anggur yang suka mengikuti kemahuan dirinya sendiri.
Kita sebagai anggota Gereja, melalui Pembaptisan diberi kepercayaan oleh Allah untuk membawa dan mengabarkan/mewartakan Kabar Gembira kepada orang lain. Secara khusus, kita yang aktif dalam pelayanan diutus untuk membawa umat untuk mengenal dan mencintai Yesus Kristus. Janganlah kita menjadi seperti para penggarap kebun anggur yang diberi kepercayaan namun tidak melaksanakannya. Kita harus membuka hati seluas-luasnya kepada kebenaran yakni Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, agar kita mampu membawa umat untuk datang mengenal dan mencintai-Nya. Namun harus diingat juga bahawa, janganlah merasa “nyaman” (merasa diri benar) terhadap status dan tindakan pelayanan kita. Tuhan menuntut buah kehidupan dari tindakan pelayanan kita yang sesuai dengan pengakuan iman, bukan dari keadaan perasaan yang selesa, aman damai kerana kita melayani atau kerana status. Janganlah membenarkan diri sebaliknya serahkan segalanya kepada Tuhan Yesus Kristus sanga jalan kebenaran.
Cadangan Soalan untuk Refleksi peribadi dan perkongsian Komuniti Kristian Dasar (KKD)
- Jika Dino dalam cerita tersebut di atas adalah saya, apakah yang akan saya lakukan setelah mendengar nasihat bahawa tempat itu bahaya?
- Bagaimana keadaan hidup saya sekarang? Apakah saya cenderung merasa nyaman pada diri sendiri sehingga sering menutup diri terhadap sesama atau bahkan juga menutup diri terhadap sapaan Sabda Allah?
Allah Yang Mahakuasa, puaskanlah rasa lapar dan dahaga kami dengan sakramen yang telah kami terima. Buatlah kami makin menyatu dengan Kristus, Putera-Mu, yang Tubuh-Nya telah kami sambut. Dialah Tuhan kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.