
MENDERITA DEMI KRISTUS
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-5 (B)
Ayb 7:1-4,6-7; 1Kor 9: 16-19,22-23; Mrk 1:29-39
Orang-orang yang baik mengalami penderitaan tetapi orang-orang yang jahat pun sama mengalaminya juga. Orang-orang yang jauh dari Tuhan, menderita. Namun orang-orang yang dekat dengan Tuhan malah lebih menderita lagi. Penderitaan datang dan melanda semua orang tanpa membeza-bezakan. Ternyata Tuhan itu baik sebab Dia, “Menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan bagi orang yang tidak benar” (Mat 6:45).
Kejahatan mengundang kesengsaraan, tetapi pada masa yang sama, keadilan pun tidak dapat menghalang kesangsaraan. Menjauhkan diri dari Tuhan akan mendekatkan kita pada kesengsaraan, namun kedekatan kita dengan Tuhan pun tidak dapat menjauhkan kita dari kesengsaraan.
Nampaknya kita berhadapan dengan keseluruhan isu persoalan tentang kesengsaraan dengan hanya satu soalan yang nampaknya tidak berkesudahan – “Mengapa?” Agak mudah bagi kita menerima kenyataan bagi orang-orang yang memang jahat. Tetapi jika yang ditimpa penderitaan itu adalah orang yang baik, lalu timbul persoalan – “Mengapa dia?” Tetapi jika kita sendiri mengalami penderitaan tersebut, maka kita seakan-akan berteriak, “Mengapa saya pula?!”
Mengapa tidak? Bukankah Yesus sendiri pun pernah mengalami penderitaan, malah sampai mati di kayu salib? Ini bererti penderitaan itu sebenarnya bukanlah suatu sumpahan. Ianya boleh bererti sebagai akibat daripada dosa kita. Namun demikian, ianya bukan pula sebagai suatu hukuman. Sebab, tidak ada seorang pun yang dihukum oleh Tuhan, kerana Dia sendiri telah menderita di kayu salib untuk keselamatan kita.
Sewaktu anda mengalami pelbagai tekanan hidup, apakah anda menganggapnya sebagai hukuman Tuhan? Tetapi percayalah segala bentuk tekanan hidup tersebut hanyalah sebagai proses pemulihan bagi kita agar lebih hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Bayangkanlah anda sebagai pohon. Mungkin anda mengalami dipangkas, dibuang dahan, daun serta bunga dan buah yang berlebihan. Itu bererti anda bukan dihukum, tetapi ada tujuan tertentu daripada pemilik pohon tersebut – supaya kita tumbuh subur dan berbuah banyak walaupun menderita seketika.
Nabi Ayub dan Tuhan Yesus adalah orang-orang yang tidak bersalah, namun kedua-duanya mengalami penderitaan yang luar biasa. Namun kedua-duanya tidak pernah menjadi hamba kepada sebarang penderitaan yang mereka hadapi. Memang Ayub pernah juga mempersoalkan kesengsaraannya pada Tuhan, tetapi dia tetap beriman teguh kepada Tuhan. Demikian juga Yesus, Dia pernah memohon kepada Allah Bapa-Nya agar penderitaan yang dipikul-Nya itu dijauhkan daripada-Nya. Tetapi akhirnya Dia tetap menyerahkan Roh-Nya kepada Allah Bapa.
Menderita atau tidak, itu bukanlah pilihan kita sendiri, sebab kita sangat terbatas dan sangat berharap pada pertolongan Tuhan. Kita semua mengalami pelbagai bentuk kesengsaraan yang memang kita tidak ingini. Misalnya, ada orang yang mengalami kesengsaraan secara singkat, ada juga yang mengambil masa agak lama. Ada yang biasa-biasa sahaja, ada juga yang mengalami sangat luar biasa hebatnya. Apapun, kita perlu bersedia menghadapinya kerana cepat atau lambat, pasti kita akan mengalaminya juga.
Persoalannya, mengapa penderitaan itu menimpa Nabi Ayub, Paulus, Yesus dan saya? Apakah ada orang lain yang terhindar daripada kesengsaraan hidup ini? Ya, memang tidak ada siapapun yang terhindar dari penderitaan – Ibu Maria pun tidak!
Oleh kerana kesengsaraan merupakan sebahagian daripada hidup kita, maka ianya merupakan suatu panggilan yang suci. Ianya suatu panggilan yang serupa dengan panggilan Yesus, Sang Hamba yang menderita itu. Suatu panggilan untuk bersama Yesus di kayu salib dan komitmen untuk tetap setia bersama Yesus, baik dalam masa suka mahupun dalam masa duka.
Sama ada kita mahu hidup sengsara bersendirian, atau memilih hidup sengsara bersama Yesus, bukan merupakan masalah. Tetapi jika kita serahkan penderitaan kita kepada Kristus, maka ianya akan berubah menjadi suatu berkat dan kesempatan yang baru. Jadi, mengapa kita tidak memilih hidup menderita bersama Yesus daripada menderita secara bersendirian yang akhirnya membawa akibat yang negatif, misalnya mulai berangan-angan untuk mengambil jalan pintas iaitu bunuh diri.
Salib Yesus tidak pernah menyelesaikan kesengsaraan manusia. Kita pun tahu bahawa kesengsaraan itu sendiri tidak pernah menjadi masalah yang harus diatasi. Sebab kesengsaraan itu merupakan suatu misteri kehidupan yang memerlukan kesedaran kita. Maka melalui salib Yesus, kesengsaraan manusia itu diletakkan di dalam keadaan di mana manusia itu menerima secara sedar, bukan hanya penyembuhan, tetapi juga pengalaman peribadi terhadap Yesus Kristus, Sang Penyembuh batin itu.
Maka bagi kita yang mengalami keadaan sengsara, akan menjadi agen penyembuh walaupun kita sendiri mengalami luka-luka kesengsaraan tersebut. Sebab walaupun kita dalam keadaan sengsara, namun kita mempunyai kedamaian di hati, mengingat Yesus sentiasa bersama kita, dan sentiasa berpesan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,” kata-Nya, “Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mt 11:24).
Baru-baru ini, dua orang professor dari universiti Navarre Alejo Jose G. Sison dan Juncal Cunado, membuat kajian terhadap tahap kegembiraan manusia, mendapati bahawa orang-orang yang setiap hari berdoa, adalah orang-orang yang bergembira walaupun menghadapi masalah, dibandingkan dengan orang-orang yang jarang atau tidak pernah berdoa. Namun kata mereka, “Orang-orang yang selalu menghadiri misa kudus, selain berdoa setiap waktu, adalah orang-orang yang mempunyai tahap kegembiraan yang paling tinggi.” Fikir-fikirkanlah! (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD:
- Menurut anda, mengapakah Tuhan membiarkan penderitaan itu melanda manusia
yang jahat mahupun yang baik? - Apakah yang harus kita lakukan untuk tetap bertahan untuk hidup dan pada iman
kepercayaan kita apabila menghadapi pelbagai tekanan kehidupan?
Cadangan aktiviti minggu ini:
Kenal pasti masalah yang merunsingkan anda. Berdoalah, bercakap-cakaplah kepada Tuhan dan bacalah petikan-petikan Kitab Suci yang berkaitan. Carilah teman yang rapat dengan anda dan kongsikan masalah anda. Mohon bantuan Bonda Maria melalui rosari dan berdoa di hadapan Sakramen Maha Kudus, selain menghadiri Misa Kudus setiap hari Minggu.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi