
KITA ADALAH BAIT ALLAH YANG HIDUP
Renungan Hari Minggu Ke-3 Musim Puasa (B)
Kel 20:1-17; 1Kor 1:22-25; Yoh 2:13-25
Di zaman Yesus, politik dan ekonomi banyak mempengaruhi pentadbiran Bait Suci, yang mana menjadi sumber pendapatan para imam dan para Saduki serta keluarga mereka. Mereka berjuang mempertahankan kuasa mereka sehingga melibatkan pemegang kuasa politik pada waktu itu, demi kepentingan diri mereka sendiri. Dengan demikian, mereka sebenarnya telah menyalahgunakan kuasa yang ada pada mereka demi kepentingan mereka sendiri.
Melalui latar belakang singkat tentang pentadbiran Bait Allah yang tidak betul itu, maka kita dapat mengerti mengapa Yesus menjadi marah kerana orang-orang mengotori dan menajiskan Bait Allah. Bait Alah telah dijadikan pasar, tempat berjual beli demi kepentingan individu-individu tertentu sahaja.
Selama ini Bait Allah adalah tanda keimanan bangsa Yahudi. Maka mengotori Bait Allah sebenarnya menajiskan diri sendiri. Malah, menajiskan bait Allah, bererti menghina Allah sendiri, yang kehadiran-Nya disimbolkan oleh Bait Allah itu sendiri. Maka tidak hairanlah Yesus sangat marah dan menghalau para penjual serta pembeli di sekitar Bait Allah, sambil berteriak: “Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan” (ay 16).
Melalui peristiwa tersebut, ada dua pesan yang boleh kita pelajari: Pertama, Yesus merasa sangat terhina. Penghinaan terhadap Bait Allah itu dirasakan-Nya seperti penghinaan terhadap diri-Nya sendiri. Ia menyamakan diri-Nya dengan Bait Allah.
Kedua, Yesus sungguh merasa kasihan pada orang-orang miskin yang diperalatkan oleh para pedagang, iaitu pentadbir Bait Allah itu sendiri, demi kepentingan peribadi mereka. Banyak orang-orang miskin membawa domba dan burung-burung merpati sendiri berserta wang untuk dipersembahkan. Namun orang-orang yang berkuasa di Bait Allah tersebut tidak mahu menerima persembahan mereka jika bukan diperolehi melalui mereka. Yesus mengutuk persembahan yang sudah diperdagangkan itu serta penyembahan yang sifatnya berpura-pura itu. Fungsi Bait Allah sudah berubah menjadi tempat mengaut keuntungan duniawi.
Pada waktu itu Yesus mengambil kesempatan tersebut untuk mengubah cara persembahan tersebut agar lebih sempurna. Maka, kepada orang-orang yang mempersoalkan kuasa-Nya untuk menghalau mereka berjual beli di Bait Allah itu, Ia menjawab, “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali” (ay 19).
Ternyata jawaban Yesus tersebut membingungkan mereka, namun penginjil menjelaskan kepada kita, bahawa Bait Allah yang dimaksudkan-Nya itu, adalah diri-Nya sendiri. Bahawa penyembahan dan persembahan yang serba daif di bait Allah tersebut, memperolehi kesempurnaannya melalui pengorbanan Yesus, yang adalah merupakan Bait Allah yang sesungguhnya itu. Korban bakaran yang dipersembahkan oleh orang-orang Yahudi ditukar dengan korban Anak Domba Allah yang adalah Yesus sendiri melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Kita semua mempunyai kewajiban untuk menjadi Bait Allah yang baru. Kita adalah Gereja yang selalu perlu dibersihkan dan dibangunkan kembali, supaya hidup dalam hubungan yang harmoni dengan Allah. Pembersihan bererti menjadikan kembali diri kita, keluarga, KKD, paroki dan keuskupan kita, menjadi “Rumah Bapa,” tempat kita beribadat. Ini bererti kita tidak dibenarkan untuk menjadikan diri kita, keluarga, KKD, paroki dan keuskupan kita tempat untuk berjual beli pelbagai kepentingan atau tempat tukar menukar pelbagai nilai kehidupan yang tidak ada hubungannya dengan hidup menggereja yang sesungguhnya.
Banyak sahabat-sahabat saya yang bukan katolik memuji gereja kita. Lalu saya bertanya mengapa demikian? “Lihatlah bangunan yang cantik di bandar dan di luar bandar adalah gereja katolik. Pastilah orang-orang katolik sangat taat pada ajaran agama mereka.” Malah katanya menambah keyakinan mereka, “Di seluruh negeri Sabah, di sepanjang jalan, ada sahaja papan-papan tanda gereja katolik yang menampakkan ciri khasnya yang tersendiri.”
Memang kita memiliki banyak bangunan gereja yang berdiri megah dan indah. Letaknya stratejik dan cukup mudah dilihat bagaikan stesen-stesen minya di tepi-tepi jalan. Namun betulkan ia merupakan simbol kehidupan umat kawasan tersebut, paroki dan keuskupan tersebut? Apakah umat gereja tersebut seperti Yesus, berani bersuara untuk membenteras ketidakadilan yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi di dalam mahupun di luar gerejanya sendiri. Kita perlu ingat, berani bersuara itu bukan bererti kerana dendam atau benci, tetapi demi kasih kita terhadap sesama dan demi kemuliaan Tuhan.
Memang kita sentiasa dicabar untuk taat menyembah Tuhan, bukan sekadar di bibir sahaja. Tetapi apakah kehadiran kita ke gereja hanya sebagai kewajiban belaka? Tidak sedarkah kita bahawa beriman yang sesungguhnya adalah bersifat mendatar dan menegak, sesuai dengan ajaran Yesus, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mrk 12:30).
Bangunan gereja kita hanyalah bangunan yang mati. Tuhan suka mendiami gereja yang hidup, di mana umat-Nya komited dan efektif di dalam melayani-Nya. Semoga masa Prapaska ini, Tuhan membantu kita untuk sentiasa peka terhadap keharmonian kita terhadap-Nya, sesama, diri kita sendiri dan alam semula jadi, sekaligus memperteguhkan iman kita dan kepedulianan kita di antara satu dengan yang lain. (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD:
- Menurut anda, mengapakah Yesus marah pada orang-orang yang berjual beli di kawasan bait Allah dalam Injil tadi?
- Kita adalah Bait Allah (= Gereja). Apakah yang harus kita lakukan agar Tuhan mahu tinggal di dalam kita?
Cadangan aktiviti minggu ini:
Carilah penjelasan tentang apa itu ‘GEREJA’ melalui buku-buku tentang gereja atau layarilah laman-laman sesawang yang berkaitan dengan gereja. Renungkan apakah anda betul-betul sudah mengamalkan hidup menggereja yang sesungguhnya.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- May 2025
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Calendar
S | M | T | W | T | F | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi