SONY DSC

Keningau – Lebih dari 1000 umat Katolik, Khamis (02/04/2015), memenuhi Dataran Keuskupan bersama-sama memperingati Khamis Putih, yakni dimulainya peristiwa Tri Hari Suci sebelum perayaan puncak Paska pada Minggu (05/04/2015).

Misa yang dimulai pukul 7 malam dipimpin sendiri oleh YM Bapa Uskup Datuk Cornelius Piong berjalan dengan lancer dan dalam suasana doa.

SONY DSC

Bapa Uskup dalam homilinya mengatakan: Saudara-saudari, malam ini kita memperingati bagaimana Yesus menghadapi kesengsaraan-Nya, kematian-Nya dan juga kebangkitan-Nya. Jadi tiga hari berturut-turut kita akan bersama-sama dengan Yesus dan kita sama-sama berdoa agar apa yang kita rayakan sepanjang minggu ini akan membawa kepada kita banyak rahmat Tuhan, pembaharuan dan ketetapan selaku pengikut-pengikut-Nya, sesuai dengan apa yang diajar-Nya.

Pada malam ini dimana kita mengingati, mensyukuri apa yang telah dilakukan oleh Yesus pada malam perjamuan terakhir itu, marilah kita bersama-sama merenungi:

  • Cinta kasih yang diungkapkan oleh Yesus. Dia begitu mengasihi murid-murid-Nya dan cinta kasih-Nya ini juga turut dialami oleh kita dan cinta kasih-Nya ini tidak terbatas. Yesus mengungkapkan cinta-Nya dengan mengorbankan diri-Nya. Yesus mengambil roti dan menguduskannya, dan itulah tubuh-Nya dan mengambil anggur, dikuduskannya dan itulah yang menjadi darah-Nya. Yesus menyerahkan diri-Nya sebagai bukti cinta kasih-Nya kepada kita. Dalam kesempatan itu, Yesus juga mahu menyatakan kehadiran-Nya ditengah-tengah kita. Yesus pernah bersabda: “Aku akan menyertai kamu sampai akhir zaman”, tetapi bagaimana kita dapat menikmati atau menyelami kehadiran-Nya itu kalau tanpa tanda. Tanda yang hidup adalah Sakramen Ekaristi yang ditetapkan pada malam perjamuan terakhir.

SONY DSC

Apa yang dilakukan oleh Yesus memang sukar untuk difahami, tetapi inilah kesempatan untuk merenung betapa besar kasih Tuhan itu. Dari pihak kita, apakah yang sepatutnya kita lakukan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan? Gereja sentiasa mendorong kita supaya selalu mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, iman kita kepada Dia melalui sakramen-sakramen, khususnya dalam Sakramen Ekaristi.

  • Dalam kesempatan ini juga, Yesus ingin apa yang telah diperbuatnya itu sebagai tanda penyelamatan iaitu Sakramen Ekaristi, perlu diteruskan oleh orang-orang yang dipilih-Nya. Sebab itulah pada malam perjamuan terakhir, Dia juga menetapkan Sakramen Imamat. Mengingatkan kita bahawa kita memerlukan orang-orang yang rela dipakai oleh Tuhan. Orang-orang yang mahu menjadi alat bagi Yesus untuk meneruskan rancangan penyelamatan-Nya khusus melalui Ekaristi. Sekali lagi kita perlu ingat, perlu berdoa agar para belia, anggota keluarga kita sentiasa peka terhadap keperluan Gereja. Gereja memerlukan orang-orang yang mahu ditahbiskan menjadi paderi. Ini perlu kita doakan, dan sama-sama ambil peduli.
  • Kita perlu meneladani dalam hidup kita sehari-hari ialah apa yang telah ditunjukkan oleh Yesus. Walaupun Yesus adalah Tuhan dan seorang Guru, tetapi Dia merendahkan diri-Nya untuk membasuh kaki para rasul-Nya. Bagi orang Yahudi, membasuh kaki adalah pekerjaan seorang hamba tetapi Yesus melakukan itu sebagai ungkapan kerendahan hati-Nya dan inilah budaya yang dituntut oleh Yesus dan perlu kita perjuangkan. Dunia pada masa ini, mengatakan ini adalah perbuatan bodoh, apabila kita menjadi hamba, apabila kita mengambil peduli terhadap keperluan orang lain. Selaku anggota-anggota Gereja, lebih-lebih di dalam pelayanan yang diemban, sikap rendah hati itu perlu ada. Janganlah kita menganggap pelayanan kita itu, itu sahaja yang kita lakukan sehingga menutup mata terhadap keperluan orang lain. Sikap mementingkan diri dan mengutamakan pelayanan sendiri sudah mulai menguasai banyak pelayan-pelayan di dalam Gereja dan ini sangat menyedihkan. Marilah kita mengambil kesempatan ini untuk merenung apa maksud Yesus merendahkan diri dan tunduk dan membasuh kaki. Di mana kita diperlukan, kita sedia untuk membantu dan melayani walaupun itu bukan bidang pelayanan kita.

SONY DSC

Dalam misa Khamis Putih itu, juga dilakukan pembasuhan kaki oleh Bapa Uskup kepada 12 orang umat Katolik, hal ini menjadi gambaran dan mengenang kembali saat-saat dimana Yesus Kristus merendahkan diri-Nya dan membasuh kaki kedua belas rasul-Nya.

Misa kemudian ditutup dengan penghormatan kepada Sakramen Mahakudus yang dipimpin sendiri oleh Bapa Uskup. Setelah itu, umat mengambil tempat dan masa yang telah ditetapkan untuk berjaga-jaga bersama Yesus di dalam tuguran.

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

This will close in 20 seconds