BIJAK MEMILIH YANG BAIK

Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A)

Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18; Mat 25:1-13

gadisDunia sekarang menawarkan banyak harta kekayan dan kesenangan namun di sebaliknya mengajari manusia menjadi sombong jika kekayaan itu dipeerolehi melalui kekuasaan dan kemasyuran yang dimiliki oleh seseorang. Manusia semakin bilak mengejar kekayaan duniawi namun semakin miskin harta surgawi. Manusia bukan lagi semakin bijak tetapi semakin bodoh. Kenapa? Kerana terlalu taksub mengejar sesuatu yang tidak abadi dan meninggalkan yang abadi. Kekayaan duniawi tidak akan abadi namun kekayaan rohani akan tetap abadi. Orang bijak akan mengumpulkan harta kekayaan yang abadi sedang orang bodah hanya mengumpul harta kekayaan yang bersifat sementara.

Keadaan dunia sekarang turut  mempengaruhi kita dalam soal penghayatan iman dan pelaksanaan penghayatan iman. Keadaan tersebut menuntut kita supaya bersikap bijaksana, kenikmatan duniawi memang memberi kesenangan dan kebahagiaan namun jika kita tidak berhati-hati, ia akan menjerumuskan kita kepada kebodohan dan kesombongan. Perumpamaan tentang 10 orang gadis(Mat 25:1-12) adalah salah satu perumpamaan yang sangat jelas menerangkan tentang kebijaksanaan dan kebodohan. Tawaran duniawi memang dapat memberi kesenangan tetapi siapa yang terlena akan terjebak dalam kebodohan. Menyambut pengantin lelaki umpama tawaran duniawi yang menyenangkan.

Sepuluh orang gadis tersebut merasa gembira menyambut pengantin lelaki, namun lima orang gadis tersebut terlena dalam keseronokan sehingga lupa membawa minyak tambahan, sedang lima gadis yang lain tidak terlena dan membawa minyak tambahan. Akibatnya lima gadis yang tidak membawa minyak tambahan tidak dapat masuk dalam ruang perjamuan. Selain dari tawaran duniawi, tidak kurang juga cabaran-cabaran yang kita hadapi. Contohnya, ancaman dari pihak yang lain, ditindas, dihina, disingkirkan dan dianiaya, yang tentunya dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan iman.

Keadaan seperti itu menuntuk kita supaya bijaksana, seperti halnya yang dilakukan oleh murid Yesus zaman para rasul. Cabaran yang dihadapi oleh umat zaman para rasul adalah pengusiran, pengejaran dan penganiayaan dari pihak musuh, namun mereka tidak jatuh atau menyerah dengan begitu sahaja tetapi mereka mencari cara bagaimana supaya mereka dapat bertahan dan berkembang. Selama bebarapa tahun bergelut dan bertahan, akhirnya berkat perjuangan yang gigih, mereka mendapat kemerdekaan dan perdamaian. Ketika dianiaya dan diancam, mereka tetap melanjutkan pewartaan tentang Yesus sehingga ramai yang bertaubat bahkan Kaisar Konstantinus iaitu kaisar romawi ketika itu juga bertaubat. Dengan bertaubatnya Kaisar Konstantinus, Gereja mulai berkembang dengan baik.

Pada hari ini adalah hari peringatan pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran yang didirikan oleh Kaisar Konstantinus pada tahun 324. Di zaman sekarang masih ramai umat yang mengalmi seperti yang dialami umat zaman para rasul, maka kita seharusnya sudah lebih dapat bertahan dan terus bertumbuh dan berkembang dalam iman. Namuni tidak dapat nafikan bahawa umat sering terjebak dalam keadaan dan kejadian-kejadian yang sedang terjadi. Misalnya, kita mudah terjebak melakukan tindakan jahat seperti membenci sesama, mendendam, merendahkan orang lain, memfitnah, menyakiti bahkan mengancam dan menganiaya sesama kita. Apa yang telah terjadi adalah kita sudah tidak dapat bertindak secara bijaksana sesuai dengan hati nurani. Untuk memecahkan persoalan ini, mari kita mengamati sebuah cerita tentang kebijaksanaan berikut ini.

Adalah konon dua kumpulan udang laut yang tinggal di suatu kawasan yang sama, kedua kumpulan udang ini sering berperang untuk memiliki kekuasaan tempat tinggal dan juga untuk mengukuhkan kedudukan kumpulan masing-masing. Suatu masa kumpulan udang A mengalami pergantian kulit pelindung maka kumpulan udang A bersembunyi di sebalik batu karang. Kumpulan udang B mengira kumpulan udang A sudah kalah. Kumpulan udang B pun bersenang-senang, sementara kumpulan udang A sedang mempersiapkan diri untuk berperang dengan kulit pelindung yang baru. Setelah beberapa waktu, kulit pelindung kumpulan udang B semakin melemah sedangkan kumpulan udang A sudah kuat. Semasa kumpulan udang B bersenang-senang datanglah kumpulan udang A menyerang dan menghancurkan kumpulan udang B. Demikian akhirnya kumpulan udang B yang sombong telah dikalahkan oleh kumpulan udang A yang bijaksana.

bijakMaksud dari cerita tersebut adalah, kita haruslah bijaksana menempatkan diri dalam pelbagai macam keadaan yang sedang terjadi. Kekadang lebih baik pergi daripada tetap tinggal. Contohnya dalam kehidupan kita sehari-hari, jika ada orang yang selalu membuat kita marah, tinggalkanlah dia. Jika di suatu tempat menyebabkan kita melakukan dosa, tinggalkanlah tempat itu.  “Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu daripada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.”(Mat 18:9).

Pekerjaan kita juga sering menjebak kita kepada kesombongan dan kebodohan. Contohnya seorang katekis yang suka minum minuman beralkohol, kerana dia menyombongkan dirinya dengan tidak melakukan persiapan untuk memimpin ibadat ia mendapat skandal kerana tertidur ketika memimpin ibadat. Inilah contoh dimana pekerjaan atau tugas kita juga sering membuat diri kita menjadi sombong. Seorang guru memiliki kecenderungan untuk merendahkan orang lain, seorang yang berpenghasilan baik cenderung hatinya meninggalkan dan menyingkirkan yang lemah dan miskin. Sikap seperti itu adalah sikap menyombongkan diri dan bersahabat dengan kebodohan.

Kita harus tahu bahawa siapapun kita miskin atau kaya, sakit atau sihat, tua atau muda, memiliki pekerjaan atau penganggur, semuanya adalah milik Kristus, bahkan hidup dan mati kita juga adalah milik Kristus. Jadi untuk apa kita menyombongkan diri kita? Untuk apa kita berbangga atas apa yang boleh kita lakukan dan atas apa yang kita miliki? Ingatlah bahawa: “…dari dalam hati orang, timbul segala fikiran jahat… kesombongan, kebebalan… dan menajiskan orang” (Mrk 7:21-22).

Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD.

1.      Apakah saya bertindak secara bijaksana dalam menghadapi banyak cabaran hidup selama ini?

2.      Apakah erti bagiku kebijaksanaan dan kebodohan itu?

 Cadangan aktiviti minggu ini.

 Carilah sebuah buku yang menuliskan tentang kebijaksanaan Baca dan renungkan kata-kata bijak yang terkandung di dalamnya. Kemudian bandingkan dengan kebijaksanaan yang dimaksudkan dalam alkitab. Setelah itu buatlah satu tindakan nyata yang ingin anda lakukan untuk memperbaiki kelemahan anda selama ini.

Sharing is caring!