
BERTAUBATLAH DAN PERCAYALAH KEPADA INJIL
Renungan Hari Rabu Abu
Yoe 2:12-18; 2Kor 5:20 – 6:2; Mat 6:1-6, 16-18
Bayangan tentang ‘ABU’ yang kita semua terima di dahi kita pada hari ini, masa Puasa dan warna unggu yang mewarnai liturgi mulai hari ini dan selama masa puasa, mengarahkan tumpuan kita lebih daripada sekadar berpantang, berdoa dan bersedekah hingga ke Trihari Suci – Khamis Putih, Jumaat Agung dan Minggu Paska.
Sebenarnya, sepanjang musim ini adalah musim untuk kita merenungi kuasa dari sepatah kata yang telah merubah sejarah penyelamatan umat manusia, iaitu kata ajaib yang pernah diungkapkan oleh Bonda Maria lebih dua ribu tahun yang lalu. “YES!” Bukan seperti yang kita fahami sebagai Year End Sale. Yes, yang bermaksud “YA” kepada Tuhan. Suatu kata yang disusuli dengan rangkaikata yang sungguh mendalam. “Aku mahu, terjadilah menurut kehendak-Mu!”
Kehidupan kita di masa kini membuat jawaban “YA”, kita dalam apa sahaja kesempatan dalam hidup ini terutama untuk menyahut panggilan Tuhan untuk kembali kepada-Nya, selalu sahaja dicemari dengan kata, “Tetapi?” Oleh kerana sukar bagi kita untuk menyatakan “YA” tanpa gangguan kata “TETAPI”, maka nampaknya kita perlu belajar untuk tetap percaya. Kita perlu belajar dari Bonda Maria untuk tetap menjawab “YA” kepada Tuhan dan tetap percaya pada-Nya 100%, walau apapun, di mana pun, pada bila-bila pun dan apapun keadaan yang sedang kita hadapi.
Apabila kita percaya 100% kepada Tuhan, maka pasti ada perasaan damai di hati. Sifat percaya ini akan lahir apabila kita mahu belajar untuk menghargai dan mengalami kuasa percaya yang tidak ada had, tanpa syarat dan tanpa was-was, apabila kita berkata “YA” kepada Tuhan. Tetapi sejauh manakah kepercayaan kita terhadap Tuhan apabila menghadapi suatu keadaan yang sungguh mencabar iman kita? Renungi kisah berikut ini:
Konon suatu hari ada tiga orang sahabat karib – Ustaz, Sami dan Katekis. Mereka ingin membuktikan betapa hebat Tuhan mereka masing-masing.
Mereka menaiki sebuah bangunan yang tinggi, dan masing-masing harus terjun sambil meminta diselamatkan oleh Tuhan mereka masing-masing.
Sang Ustaz melompat terjun lebih dahulu sambil berteriak, “Ya Allah, selamatkan saya.” Tetapi dia jatuh ke tanah bagaikan sekarung guni yang dipenuhi dengan beras.
Kemudian sang Sami terjun. Apabila berada di tengah-tengah bangunan, dia berteriak, “Buddha, selamatkan saya.” Menakjubkan, dia jatuh secara perlahan-lahan dan selamat berada di atas tanah tanpa apa-apa kecederaan.
Sekarang, giliran sang katekis pula untuk membuktikannya. Dengan penuh keyakinan, dia terjun sambil berteriak, “Yesus Kristus, selamatkan saya.”
Apabila terjunannya itu semakin laju, nampaknya tidak ada apa-apa yang terjadi. Dia mulai panik. Apabila hanya beberapa meter lagi dari tanah, masih belum ada apa-apa yang terjadi, sang katekis berteriak, “Buddha, Buddha, selamatkanlah saya!”
Ini hanyalah cerita sahaja. Tetapi ianya telah menggambarkan betapa sang katekis tersebut hilang iman kepercayaannya lalu menukar kesetiaannya kepada Tuhan yang lain, sewaktu dia mengalami pencobaan yang sangat hebat itu.
Mudah-mudahan sepanjang musim puasa ini kita semakin dikuatkan kepercayaan kita kepada Tuhan walau apapun yang kita alami dan di manapun kita berada, sebab:
- Apabila terjadi perkara-perkara yang tidak baik ke atas kita, Allah mempunyai jawaban yang positif. Apabila kita berkata: “Saya takut.” Allah menjawab: “Saya memberi kamu bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban” (Lih 1Tim 1:2).
- Apabila kita berkata: “Saya selalu bimbang dan putus asa.” Allah menjawab: “Serahkan segala kekhuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1Pet 5:7).
- Apabila kita berkata: “Saya tidak mempunyai iman yang cukup.” Allah menjawab: “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu fikirkan, berfikirlah sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman masing-masing” (Lih Rom 12:3).
- Apabila anda berkata: “Saya kesunyian”. Allah menjawab: “Aku tidak akan membiarkan engkau” (Lih Ibr 13:5).
Semoga Puasa selama 40 hari ini, kita hadapi dengan penuh rahmat Allah, penuh dengan kebenaran, merupakan hari-hari pertaubatan dan displin yang akan melahirkan keberanian, kemurahan hati dan kegembiraan, kerana sedar bahawa Allah yang maha pengasih itu, “…telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:13). (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD:
- Apakah perkara-perkara penting yang harus kita ingat, hayati dan amalkan sepanjang musim puasa ini?
- Di dalam Injil tadi kita dilarang untuk memperlihatkan muka yang murung sewaktu berpuasa, tetapi harus sentiasa dalam keadaan ceria. Mengapa demikian?
Cadangan aktiviti minggu ini:
Periksa diri anda dan senaraikanlah sikap-sikap, gaya negetif yang ingin anda perbaiki selama musim puasa ini.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi