
TANPA SALIB TIADA KEMULIAAN
HARI MINGGU KE 2 MUSIM PUASA (B)
Bc.1. Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18 Bc.2. Rom 8:31b-34 Bc.3. Mrk 9:2-10
Pengalaman tiga orang rasul yang melihat Yesus dimuliakan di Gunung Tabor sungguh
menakjubkan, sehingga Petrus berkata, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.” Memang demikian juga kita betapa bahagianya kita berada di sini duduk dekat dengan Yesus dan menimba berkat dari-Nya dan mohon maaf atas segala kesilapan kita.
TANPA SALIB TIADA KEMULIAAN
Biasanya kita mengambil masa sekurang-kurangnya satu jam untuk membakar kek dengan cara biasa, tetapi sekarang dengan menggunakan ketuhar gelombang mikro atau yang biasa kita sebut ‘microwave oven’, ianya hanya memakan masa beberapa minit sahaja. Demikian juga dengan kopi dan teh, semuanya serba segera. Kalau dahulu kita memasak atau menggoreng ikan, daging, sayur dan apa juga jenis makanan mengambil masa yang lama di dapur, sekarang semuanya serba mudah. Hanya keluarkan dari peti ais dan masukkan ke dalam ‘microwave oven’. Dalam beberapa minit sudah siap untuk dihidangkan. Memang kesemuanya ini mempunyai banyak kebaikannya, namun terdapat juga akibat-akibatnya yang tidak baik.
Anak-anak kita semakin kurang didedahkan dengan kesempatan-kesempatan untuk melihat bagaimana ibu bapanya mempersiapkan hidangan. Demikian juga masa-masa yang berkualiti dengan makan bersama sudah semakin berkurangan kerana masing-masing terlalu melayani kesibukan.
Memang ramai generasi zaman sekarang ini berbangga dengan alat-alat canggih yang boleh mengurangkan masa melakukan segala sesuatu. Tetapi sedihnya kita seakan-akan kekurangan masa untuk diri sendiri. Kita sering mendapati diri kita banyak ‘bercakap’ dengan telepon bimbit kita daripada bercakap dengan sesama kita yang berada di hadapan terutama ahli keluarga kita.
Akibat daripada hidup di dalam dunia yang serba canggih ini adalah membuat kita berkehendakan segala sesuatu serba cepat. Kita menjadi tidak sabar jika kita terpaksa menunggu. Tetapi lihatlah di dalam berita, televesyen atau akhbar-akhbar harian, betapa ramai orang menemui ajal kerana kemalangan jalan raya gara-gara tidak sabar. Betapa banyak kesilapan-kesilapan di dalam mengambil sebarang keputusan yang penting gara-gara tidak sabar oleh pucuk pimpinan kita. Hendaknya kita jangan lupa bahawa betapa perkara tertentu di dalam hidup ini tidak boleh tergesa-gesa. Kita perlukan masa dan kesabaran.
Jika kita menanam benih padi, kita perlu menunggunya untuk tumbuh dan berbuah. Demikian juga untuk bertumbuh menjadi dewasa, sebagai seorang manusia, adalah tugas kita sepanjang hidup kita. Untuk membina perhubungan dengan seseorang juga memerlukan masa. Untuk memahami pasangan hidup kita juga anak-anak kita pun memerlukan masa yang lama. Dan jangan lupa, untuk mengatasi segala kelemahan dan dosa-dosa kita pun perlu masa yang cukup lama.
Ramai orang mengatakan hidup zaman sekarang ini sangat mudah hanya tekan tombol, tekan swis atau klik tetikus komputer dan segalanya selesai secara segera tanpa apa-apa usaha tambahan daripada pihak kita. Cepat, mudah dan efisien, itulah yang menjadi buah mulut orang-orang sekarang apabila bercakap tentang keselesaan hidup. Namun sikap sedemikian ini pun boleh membuat kita menghendaki segala sesuatu serba cepat dengan hanya atau lebih baik lagi tanpa usaha daripada pihak kita. Tidak hairanlah ramai kita termasuk orang-orang yang terpelajar menjadi papa kedana dalam sekelip mata kerana menyertai pelbagai skim cepat kaya.
Persoalanya, apa kaitan semuanya ini sehubungan dengan misteri yang kita rayakan pada hari ini? Memang kita dengan mudah berfikiran bahawa segala sesuatu berbeza dengan Yesus. Lagi pun Dia adalah Putera Allah. Maka kita beranggapan bahawa apa yang perlu dilakukan-Nya adalah ke atas gunung tersebut, ‘tekan swis’, lalu dengan serta merta Dia dimuliakan tanpa usaha tanpa mengalami apa-apa penderitaan. Namun kesemua andaian tersebut sebenar bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam Injil.
Santo Paulus menjelaskan kepada kita bahawa Yesus telah meninggalkan kemuliaan-Nya lalu mengambil tempat kita yang berdosa ini. Kemuliaan yang akhirnya dimiliki-Nya kemudian adalah hasil daripada kesetiaan-Nya terhadap kehendak Allah Bapa, kehidupan yang berakhir dengan penderitaan keaiban dan kematian. Yang jelas, Tuhan Yesus tidak pernah berjanji untuk memberikan kita kehidupan yang serba baik, apa lagi serba segera. Apa yang dijanjikan-Nya adalah salib, tujuh hari seminggu dan kemuliaan abadi sesudah kehidupan ini. Penderitaan dalam hidup ini memang penting tetapi tidak menarik. Maka tidak hairanlah kita mahu menjauhinya dan menasihati sesama kita untuk berbuat yang sama, sama seperti apa yang dilakukan Petrus sewaktu dia mencuba menghalang Yesus daripada menghadapi kematian di kayu salib.
Kita semua sedia maklum bahawa apapun kegiatan yang baik yang mahu kita capai, maka sesuatu kejayaan itu dapat dicapai hanya dengan kegigihan dan ketabahan yang memakan masa bertahun-tahun lamanya. Pada ketika ini masyarakat kita bergerak dengan lajunya dan seakan-akan tidak ada seorang pun yang mahu menekan brek. Apa yang kita perlukan adalah suatu masa untuk menyatukan di mana kita melihat kepada kemajuan-kemajuan yang telah kita capai serta merefleksikannya bagaimana kita dapat menggunakannya untuk mewujudkan kesempatan-kesempatan bagi semua orang. Lebih-lebih lagi kita perlu memberi perhatian tentang sesuatu yang bukan bernilai serba segera dan yang tidak boleh diberi hanya melalui menekan tombol, swis atau menglik tetikus komputer, iaitu persahabat, masa kanak-kanak dan perhubungan kekeluargaan serta bagaimana kita dapat menjaga perkara-perkara penting ini di dalam dunia di mana perubahan merupakan sesuatu yang pasti terjadi.
Maka hendaknya kita sentiasa berjaga-jaga untuk tidak tergoda pada hasil yang serba segera, atau mengambil jalan pintas yang salah. Janganlah kita puas hati hanya pada sesuatu yang murah tetapi palsu. Ingat! Kristus tidak pernah mengambil jalan pintas. Jika kita tanya apa yang harus kita lakukan, pasti Dia akan berkata, “Tanpa salib maka tidak ada kemuliaan!” (Lih Mt 10:38). (JL)
Allah Bapa Yang Mahabaik, kami bersyukur kerana kami telah Engkau perkenankan menyambut Putera-Mu. Berilah kami kekuatan untuk menjalani pertaubatan kami sehingga pada waktunya nanti kami Engkau perkenankan mengalami kemuliaan Putera-Mu yang abadi. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi