
JANGAN MENGHAKIMI SUPAYA TIDAK DIHAKIMI
Renungan Hari Minggu Ke 5 Musim Puasa (C)
Yes 43:16-21; Flp 3:8-14; Yoh 8:1-11
Hampir setiap hari kita membaca dan mendengar berita dari radio atau televesyen tentang orang-orang yang dituduh berkhalwat, melewat atau melakukan perkara-perkara sumbang di tempat-tempat yang tertentu. Ironinya pula, ada orang-orang yang berani mengatakan bahawa mereka sendiri menyaksikan perlakuan tersebut dengan mata kepala mereka sendiri. Kejadian-kejadian seperti ini berbaloi untuk kita renungkan kerana ianya ada kesamaan dengan sikap “orang-orang suci” yang terdapat dalam Injil hari ini.
Kisah di dalam Injil tadi menceritakan bagaimana orang-orang Farisi mengheret seorang perumpamaan yang mereka tuduh telah berzina di depan mata mereka, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zina” (ay 4). Persoalannya, bagaimana mereka tahu? Apakah secara kebetulan atau mereka sengaja mengintainya dengan maksud mereka sendiri mengingininya tetapi orang lain pula mendahului, mereka marah lalu melapurkannya pada pihak atasan?
Apapun kisah ini lebih menarik lagi kerana Yesus pun dilibatkan. Wanita yang tertuduh itu, dipaksa menghadapi orang ramai untuk diadili. Para penuduh, orang-orang Saduki dan Farisi yang dianggap ahli undang-undang dalam agama itu telah memutuskan bahawa perempuan itu bersalah. Yesus juga adalah ahli undang-undang agama tetapi yang lebih mementingkan peribadi manusia daripada undang-undang, dicabar untuk memutuskan pendiriannya terhadap wanita tersebut.
Cabaran tersebut sebenarnya sengaja diada-adakan oleh musuh-musuh Yesus, bukan untuk mencari kebenaran dan keadilan tetapi secara tidak langsung mahu mempermalukan Yesus bersama dengan wanita tersebut. Bahawa, seandainya Dia membebaskan wanita tersebut, maka Dia dituduh secara terbuka melanggar undang-undang yang sedia ada. Tetapi jika Dia membenarkan wanita itu dihukum mati kerana berzina, maka Dia telah menolak ajaran cinta kasih yang selama ini diwar-warkan-Nya. Nampaknya perangkap mereka kali ini sangat berkesan dan sukar bagi Yesus untuk melepaskan diri-Nya.
Yesus mengetahui niat jahat daripada orang-orang yang memusuhi-Nya itu, maka Dia tetap bersikap tenang, tidak memberi jawaban secara tergesa-gesa tetapi sebaliknya tunduk lalu seakan-akan menulis sesuatu di atas tanah yang berdebu itu.
Apabila Dia semakin didesak untuk memberi keputusan sama ada melepaskan atau menghukum wanita tersebut, Yesus berkata, “Sesiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan tersebut” (ay 7). Soalan yang begitu mengena di hati mereka sehingga pasti mereka saling berpandangan lalu, “…pergilah mereka seorang demi seorang mulai dari yang tertua” (ay 9). Mereka menyedari bahawa mereka pun adalah orang berdosa dan patut berada di tempat perempuan tersebut untuk turut dihukum.
Sikap Yesus tersebut tidak seharusnya ditafsirkan sebagai memihak pada orang yang suka membuat dosa. Apa yang mahu ditekankan-Nya bahawa para penuduh tersebut tidak ada hak untuk menghukum dan menjatuhkan hukuman terhadap sesamanya atas dua sebab. Pertama, mereka sendiri adalah oarang-orang yang berdosa. Kedua, mereka sendiri tidak boleh melihat apa sebenarnya yang terdapat jauh di dalam lubuk hati wanita tersebut.
Yesus tidak menghukum wanita tersebut, tetapi berlaku lebih positif iaitu Ia menumbuhkan sikap mahu bertaubat kepada wanita tersebut dengan memberi kata-kata pembakar semangat, “Jangan melakukan dosa lagi mulai sekarang” (ay 11).
Yesus merupakan penyelamat kepada mereka yang ditindas, dihina serta memahami dan mengampuni. Sebaliknya orang-orang Farisi dan Saduki pula, suka mengadli, menjatuhkn hukuman dan menganggap diri mereka adalah orang-orang yang benar dan dirahmati Allah.
Salah satu pengajaran yang kita perolehi dari Injil hari ini adalah mengadili sesama. Jauh di dalam hati kita, mungkin kita marah pada sikap orang-orang Saduki dan Farisi itu, namun seringkali kita pun sama dengan mereka misalnya apabila kita memperkatakan kesalahan sesama kita, atau menggosipkan keretakan rumah tangga sesama kita atau memburuk-burukkan sesama kita yang bekerja di tempat-tempat yang kita anggap tidak baik. Secara tidak kita sedari kita pun sama dengan orang-orang Farisi yang suka berkata, “Terima kasih Tuhan, saya tidak sama seperti mereka.”
Konon suatu hari, seorang wanita datang kepada paderi untuk pengakuan:
Wanita: Paderi, selepas saya nanti, suami saya akan masuk untuk pengakuan. Kau tau, dosa-dosanya adalah ….. dst.
Paderi: Maaf, saya tidak perlu dosa-dosa suamimu. Kenapa engkau memberi tahu dosa-dosa suamimu pula, bukan dosamu?
Wanita: Saya hanya memberimu suatu orentasi. Manalah tahu, dia akan membohongimu.
Apabila kita tergoda untuk cepat menghakimi sesama kita, maka marilah kita pada hari ini berdiam diri lebih lama daripada yang biasa sambil melihat apa kiranya yang telah ditulis Yesus di atas tanah dalam Injil tadi. Besar kemungkinan Dia menuliskan serentetan senarai dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Akhirnya kita dapat merasakan bahawa satu jari telunjuk yang kita tundingkan kepada sesama kita tetapi jari-jari yang selebihnya itu menunding kepada diri kita sendiri.
Maka marilah kita sentiasa ingat nasihat Yesus ini: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Mt 7:1) dan “…jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang” (Yoh 8:11) (JL)
Cadangan soalan refleksi peribadi dan perkongsian KKD.
- Mengapakah kita sebagai pengikut Kristus tidak dibenarkan untuk saling menghakimi sesama kita?
- Bagaimanakah sebaiknya cara kita menegur sesama kita yang bersalah?
Cadangan aktiviti minggu ini.
Renungkan bagaimana sikap kita dalam menghakimi seseorang. Menghakimi bererti kita menunding satu jari kepada sesama kita sebagai tanda bahawa kita mahu menghukum dia atas perbuatannya yang kita anggap sebagai dosa. Tetapi mulai hari ini sedarlah bahawa kita sendiri menunding tiga atau empat jari ke arah kita sendiri, sebagai tanda bahawa kita pun perlu dihakimi.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi