
DENGARLAH SUARA TUHAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-4 (B)
Ul 18:15-20; 1Kor 7:32-35; Mrk 1:21-28
Setiap manusia yang normal mempunyai dua cuping telinga, dua biji mata dan hanya satu mulut. Maksudnya, kita perlu banyak melihat, banyak mendengar dan hanya sedikit bercakap. Tetapi kita lebih suka banyak bercakap, sedikit melihat dan sedikit sekali mendengar sehingga kita tidak dapat menimba manfaat daripada anugerah pendengaran dan penglihatan kita.
Yesus pernah berkata, “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar” (Lk 8:8). Tetapi menurut pengalaman kita semasa di bangku sekolah, kita banyak diajar tentang seni bercakap yang efektif. Sebab menurut ukuran umum, berpendapat bahawa orang-orang yang pintar bercakap adalah orang-orang yang berjaya dalam kehidupannya, sementara yang hanya diam mendengar sahaja adalah orang-orang yang mundur, tidak maju dan orang-orang yang terpinggir. Maka di manapun kita berada dan apapun keadaan yang sedang kita hadapi, kita seakan-akan ‘dipaksa’ untuk terus bercakap.
Tetapi kita perlu ingat Tuhan telah menganugerahkan kita masing-masing dua cuping telinga untuk lebih banyak mendengar secara aktif dan efektif. Terdapat tiga jenis orang-orang yang mengamalkan seni mendengar ini.
- Jenis AWAS (Inggeris= Action With A Strategy) Maksudnya, sesudah mendengarkan dan mernungkannya secara mendalam, lalu menyusun suatu pelan tindakan yang berlandaskan strategi jangka pendik dan jangka panjang, sesuai dengan keperluan yang didengarkan.
- Jenis NATO (Inggeris= No Action Talk Only), maksudnya, tekun mendengarkan tetapi tidak ada tindakan. Sesudah mendengarkan, lalu memberi banyak idea tetapi tidak
- Melakukan sesuatu. Sekadar suka-suka berkata-kata, yang penting asalkan mulut berbunyi membuat respons apa yang telah di dengar. Orang-orang seperti ini suka memberi respons: “Ok, ok!” atau “Ya lah, ya lah!” tetapi hampir tidak pernah melakukan apa yang dia janji untuk melakukannya.
- Jenis OIC (Inggeris= Oh, I see), maksudnya, orang yang mendengarkan tetapi bersikap endah tak endah. Dia faham apa yang didengarkan tetapi diam seribu bahasa dan tanpa apa-apa tindakan.
Jadi persoalannya sekarang, kita termasuk di dalam golongan orang yang mana? Syukur kalau kita berada di golongan orang yang pertama. Tetapi jika kita merasakan kita berada digolongan orang-orang yang nombor dua dan ketiga, maka kita perlu bantuan rahmat Tuhan untuk ‘disembuhkan,’ malah roh-roh jahat yang namanya ‘NATO’ dan ‘OIC’ itu perlu diusir dari kehidupan kita.
Pesan Kitab Suci hari ini mengajarkan kita bahawa perkembangan iman kita bermula dari telinga, iaitu mendengar. Mendengar harus disusuli dengan amalan AWAS (= Action With A Strategy) yang dilengkapi dengan sikap yang aktif, proaktif dan kritis. Sebab tidak semua orang yang nampaknya bercakap atas nama Tuhan itu, perlu didengarkan dan dituruti cakapnya.
Dengan mengamalkan AWAS ini, maka kita jangan lupa melaksanakan sistem SMART (= Simple, Manageble, Achievable, Reliable, Time-limit). Segala sesuatu yang kita mahu lakukan sesudah mendengar hendaknya Simple. Maksudnya dipermudah, bukan yang terlalu sukar. Perlu Manageble, maksudnya yang boleh dilaksanakan sesuai kemampuan diri. Achievable, maksudnya mudah dicapai dan tidak terlalu sukar. Reliable, maksudnya apa yang mahu kita lakukan itu boleh dipercayai, boleh dipakai dan berguna bagi diri sendiri. Dan segala sesuatu yang mahu dilaksanakan itu perlu ada Time-limit, maksudnya ada had masa tertentu bila perkara tersebut harus dicapai. Dengan kata lain, kita bersikap segera dan jangan menangguh-nangguh apa yang perlu dilaksanakan.
Injil hari ini memperlihatkan kita perbezaan antara guru-guru yang palsu dengan nabi-nabi yang datang atas nama Allah. Orang-orang pada waktu itu sudah mengenal Yesus sebagai seorang yang diutus oleh Allah, dengan “Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya” (ay 27).
Maka sangat penting bagi kita masing-masing, terutama di zaman yang serba palsu ini, untuk sentiasa mendengar pesan Tuhan dan secara teliti memperhatikan tindakan-tindakan mereka yang dikatakan ‘utusan Allah.’ Yesus telah memberikan kita petunjuk bagaimana menilai orang-orang tersebut dengan melihat ‘buahnya’ sebab, “Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik,” kata-Nya, “dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik” (Lk 6:43).
Mendengar dengan sesungguhnya memerlukan pintu hati kita sentiasa terbuka untuk Tuhan tetapi berhati-hati agar tidak dimasuki oleh roh-roh jahat pula. Kita sentiasa siap mendengar, menghayati dan menghidupi Sabda Allah dalam hidup seharian kita. Namun seringkali kita seperti Marta (Lih Luk 10:38-42), sibuk dengan pelbagai hal sehingga kita gagal mendengar suara Tuhan.
Dalam hal ini, roh-roh jahat yang namanya syaitan iblis itu, nampaknya sentiasa berusaha untuk memasuki dunia dan merasuki kita dengan pelbagai cara. Mereka sudah memasuki rumah kita dengan mudah melalui alat-alat media massa yang canggih, sehingga telinga kita ditulikan dengan pelbagai iklan dan hiburan yang menarik hati yang sungguh mengasyikkan. Jika kita tidak berhati-hati, lambat laun telinga dan seluruh kebebasan kita akan ‘dirasuki’ oleh kuasa-kuasa roh jahat.
Konon ketika Nabi Nuh menanam pokok anggur, syaitan yang sentiasa ingin tahu bertanya kepada Nabi Nuh, kenapa dia menanam pokok anggur tersebut? Nabi Nuh menjawab: “Buah anggur itu sedap rasanya, orang boleh mendapatkan minuman keras daripadanya, yang membuat orang merasa gembira dan melupakan segala tekanan hidupnya.” Lalu syaitan menawarkan diri untuk menolong menyuburkan pokok anggur tersebut dengan menyiram pokok-pokok anggur tersebut dengan darah domba, monyet dan babi.
Apabila seseorang minum anggur sedikir, kelakuannya akan baik dan menyenangkan untuk berborak-borak atau mengeluarkan idea yang bagus seperti domba. Tetapi jika seseorang itu minum agak banyak, maka kelakuannya mula menjadi seperti monyet. Kalau ia minum sehingga lupa dirinya, maka ia akan menjadi seperti babi, sukar dikawal dan tidak mahu mendengar lagi nasihat orang.
Hanya ada satu cara untuk mengusir roh-roh yang jahat ini, iaitu menerima Kristus dan Sabda-Nya tentang Kerajaan Allah di dalam diri dan dunia persekitaran kita. Maka, “Hari ini, jika kamu mendengar suara Tuhan, janganlah berkeras hati” (Mz 95:7-8) (JL)
Cadangan soalan refleksi dan perkongsian KKD:
- Mengapakah kita perlu amalkan budaya banyak mendengar dan kurangkan bercakap?
- Bagaimanakah anda dapat membezakan antara pemimpin-pemimpin yang betul-betul “Utusan Allah” dengan pemimpin yang palsu?
Cadangan aktiviti minggu ini:
Amalkan sikap berdiam diri dan dengan tenang mendengar serta merenungkan segala keluhan, omelan, kemarahan, kritikan daripada sesama terhadap diri anda, terutama daripada pasangan, anak-anak, ibubapa dan saudara mara anda. Kemudian buatlah tindakan bagaimana anda memperbaiki diri anda.
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi