
AMALKAN BUDAYA SALING “MENCUCI KAKI”
Renungan Hari Khamis Suci
Kel.12:1-8,11-14; 1Kor.11:23-26; Yoh.13:1-15
Pada zaman Yesus, perjalanan di Palestina berdebu di musim kemarau dan berlumpur apabila di musim hujan. Biasanya orang-orang pada waktu itu berjalan dengan beralaskan capal atau selipar yang diperbuat daripada kulit. Maka tidak hairanlah di setiap pintu masuk rumah ada bekas berisi air untuk mencuci kaki yang berdebu atau berlumpur. Biasanya ada pembantu khas untuk mencuci kaki tetamu yang datang melawat.
Oleh kerana Yesus dan murid-murid-Nya tidak mempunyai pembantu, maka mereka terpaksa saling berganti-gantian mencuci kaki. Kemungkinan ketika itu mereka saling menunggu siapakah yang rela merendahkan diri untuk mencuci kaki teman-temannya. Pada ketika itulah Yesus mengambil kesempatan untuk merelakan diri mencuci kaki mereka. Kemudian Yesus berkata, “Mengertikah kamu apa yang telah Ku perbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kaki” (Yoh 3:12-14).
Pesan Injil hari ini berguna juga bagi kita sebagai pengikut Kristus. Kita diharapkan bukan hanya sekadar menjadi lambang kasih kerana menjadi murid Yesus, melainkan menjadi pelaku pelayan kasih yang sebenar sebagai tanggung jawab sosial kita kepada sesama. Kasih yang dilakukan dengan rela, sederhana dan sungguh-sungguh keluar dari hati yang ikhlas sebagai mana yang dikehendaki oleh Yesus sendiri.
Pelayanan kasih yang kita lakukan bukan hanya sekadar tanggung jawab sosial kita terhadap sesama, tetapi membawa kita untuk semakin menghayati erti perjamuan Ekaristi yang diberikan Kristus kepada kita iaitu tubuh dan darah-Nya sebagai makanan kehidupan kita.
Maka setiap kali kita menghadiri perayaan Ekaristi serta menyambut-Nya, dapat membantu kita untuk memahami dan menghayati bahawa kita umat kristian adalah satu keluarga besar yang bersatu dengan Yesus Kristus, seharusnya menjadi tanda keselamatan bagi sesama.
Di dalam kehidupan harian kita pula, apabila kita digoda untuk memikirkan kedudukan kita yang tinggi, marilah kita segera ingat Kristus, Raja yang dilengkapi dengan ikat pingang dan tuala, yang berlutut di dekat kaki murid-murid-Nya sambil mencucinya dengan bersih.
Ketika mendiang Ibu Theresa memulakan pelayanannya di antara orang-orang miskin di India, dia mendirikan sebuah bangunan tempat dia melayani orang-orang miskin terutama yang sakit agar dapat hidup dan mati sebagai seorang manusia. Namun ada pihak-pihak tertentu tidak senang hati dan menuduhnya mengkristiankan orang-orang yang dilayaninya. Mereka melapurkan kepada pihak atasan agar dia disingkirkan dari tempat tersebut.
Apabila pihak atasan melawat tempat tersebut dan menyaksikan sendiri bagaimana Ibu Theresa merawat orang-orang yang sakit tenat, pegawai berkenaan kembali kepada orang-orang yang memberi lapuran tersebut dan berkata, “Jika kamu dan ibu kamu sanggup melakukan apa yang sedang dilakukan oleh Ibu Theresa, maka barulah saya menunaikan permohonan kamu untuk mengusirnya.”
Memang merupakan suatu perkara yang lumrah apabila ada orang tidak puas hati terhadap pelbagai isu tentang orang lain. Sifat yang terlalu mementingkan diri dan kesombongan mendorong kita menjadi sebahagiaan daripada masalah orang lain daripada menjadi sebahagian daripada penyelesaian masalah tersebut. Perkara-perkara sedemikian inipun boleh terjadi di dalam keluarga, Gereja, komuniti setempat, masyarakat, Negara malah di peringkat global.
Kita perlu tanya diri kita berapa kalikah kita hanya mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan kepentingan orang lain dan tanggung jawab kita terhadap mereka? Banyak kali kita mengarah orang lain secara tidak patut, mengharapkan mereka melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak sanggup atau rela melakukannya.
Pelayanan Ibu Theresa timbul dari sikapnya tidak mahu mementingkan dirinya sendiri. Sebagai seorang pengikut Kristus, Ibu Theresa sebenarnya telah menyahut dan mengamalkan ajaran Yesus, “Sesiapa yang ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan sesiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semua” (Mk 10:43-44).
Hanya ada satu kehebatan, iaitu kehebatan pelayanan yang penuh dengan cinta kasih Yesus. Semasa perjamuan terakhir, Kristus telah mewariskan tauladan “saling mencuci kaki” ini kepada kita semua untuk diamalkan setiap hari walau dalam keadaan apapun juga, terhadap teman mahupun lawan. “… perbuatlah sama seperti yang telah Ku perbuat” (Yoh 13:15). Memang sukar, tapi jika kita lakukan setiap ada kesempatan pasti akan menjadi mudah bak kata pepatah ‘alah bisa tegal biasa’. Apabila merenungi semua perkara ini saya teringat dengan kata-kata hikmat oleh seorang pujangga Inggeris yang tidak diketahui namanya mengatakan: “ Be a light, not a judge. A model and not a critic. A part of the solution and not a part of the problem.”
Kita berdoa dan berusaha berkat bantuan Tuhan agar mulai saat ini, kita pun saling berlutut dan membasuh kaki sesama kita alias melayani, “… seorang akan yang lain oleh kasih … tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan pula” (Gal 5:13,15). (JL)
Cadangan soalan untuk refleksi peribadi dan perkongsian Komuniti Kristian Dasar (KKD).
1 Apakah yang anda fahami ajaran Yesus tentang ‘mencuci kaki’ ini?
2 Bagaimana cara yang terbaik untuk mengamalkan sikap ‘mencuci kaki’ ini kepada sesama kita – teman dan yang memusuhi kita?
You may also like
You may be interested
BIJAK MEMILIH YANG BAIK
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-32 (A) Keb 6:13-17; 1Tes 4:13-18;...
KITA BERUSAHA TETAPI TUHANLAH YANG MENENTUKAN
Renungan Hari Minggu Biasa Ke-33 (A) Ams 31:10-13.19-20.30-31; 1Tes 5:1-6;...
YESUS KRISTUS BERTAKHTA DI HATI KITA
Renungan Hari Besar Kristus Raja Yeh 34:11-12.15-17; 1Kor 15:20-26.28; Mat...
By admin
Archives
- May 2025
- April 2025
- March 2025
- February 2025
- January 2025
- December 2024
- November 2024
- July 2024
- June 2024
- May 2024
- April 2024
- March 2024
- February 2024
- January 2024
- December 2023
- November 2023
- October 2023
- September 2023
- August 2023
- July 2023
- June 2023
- May 2023
- April 2023
- March 2023
- February 2023
- January 2023
- December 2022
- November 2022
- October 2022
- September 2022
- August 2022
- May 2022
- February 2022
- December 2021
- July 2019
- May 2019
- April 2019
- March 2019
- February 2019
- January 2019
- December 2018
- November 2018
- October 2018
- September 2018
- August 2018
- July 2018
- June 2018
- May 2018
- April 2018
- March 2018
- February 2018
- January 2018
- December 2017
- November 2017
- October 2017
- September 2017
- August 2017
- July 2017
- June 2017
- May 2017
- April 2017
- March 2017
- February 2017
- January 2017
- December 2016
- September 2016
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- February 2016
- January 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- September 2015
- August 2015
- July 2015
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- January 2015
- December 2014
- November 2014
Calendar
S | M | T | W | T | F | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | ||||
4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 |
11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 |
18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 |
25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Categories
- Ad Gentes
- Alamat
- Apostolicam Actuositatem
- ARTIKEL
- Belia
- BERITA BERGAMBAR
- BERITA SYD6
- Betania
- BISHOP
- Christus Dominus
- Dei Verbum
- Dignitatis Humanae
- Dokumen Gereja
- Franciscan Sisters of the Immaculate Conception
- Gaudium et Spes
- Gereja Roh Kudus Sook
- Gravissimus Educationis
- Holy Cross Toboh
- Inter Marifica
- KKAK
- KOMISI
- Komisi Katekatikal
- KOMUNITI
- KSFX
- La Salle Brothers
- Lambang Keuskupan
- LOKAL
- LUAR KEUSKUPAN
- Lumen Gentium
- MENGENAI SYD6
- Nostra Aetate
- Optatam Totius
- Orientalium Ecclesiarum
- PADERI
- Para Paderi
- PAROKI
- Perfectae Caritatis
- PPK
- Presbyterorum Ordinis
- Pusat Ziarah Keluarga Kudus Nulu Sosopon
- Putri Karmel & CSE
- Risalah
- RRKK Purun
- RRKK Tatal
- Rumah Doa
- Rumah Kanak-Kanak Bondulu
- Sacrosanctum Concilium
- Santapan Rohani
- SEJARAH
- SEJARAH KEUSKUPAN KENINGAU
- Sisters of the Infant Jesus
- St Anthony Tenom
- St Mary Kemabong
- St Patrick Membakut
- St Peter Bundu
- St Theresa Tambunan
- St Valentine Beaufort
- St Yohanes Sipitang
- SYD6
- Uncategorized
- Unitatis Redintegratio
- Uskup
- Visi dan Misi